Banyak wanita muda bertanya-tanya kapan mereka harus pertama kali menemui dokter kandungan, dan wanita dari segala usia sering kali tidak yakin seberapa sering mengunjungi praktisi kesehatan seksual atau reproduksi. Jawabannya tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia wanita, profil kesehatan, dan tingkat aktivitas seksual. Secara umum, seorang wanita harus mengunjungi ginekolognya setahun sekali, kecuali keadaan membuat kunjungan tambahan diperlukan.
Kunjungan Pertama
Sebagian besar kelompok advokasi keluarga berencana menyarankan agar seorang wanita membuat janji pertama ketika dia menjadi aktif secara seksual. Usia di mana hal ini terjadi berbeda di negara-negara di seluruh dunia, tetapi umumnya jatuh antara usia 15 dan 21. Wanita muda yang berencana untuk menjadi aktif secara seksual harus mengunjungi ginekolog atau dokter keluarga atau praktisi perawat mereka terlebih dahulu untuk mendiskusikan pilihan pengendalian kelahiran. dan praktik yang aman. Sebagian besar profesional kesehatan menyarankan agar wanita yang aktif secara seksual dalam kesehatan yang baik, yang tidak hamil, melakukan pemeriksaan tahunan.
Jika seorang wanita tidak melakukan perilaku seksual apa pun, termasuk seks oral atau hubungan seksual apa pun, disarankan agar dia menemui dokter kandungan untuk pertama kalinya ketika dia berusia 21 tahun. Apakah aktivitas seksual telah terjadi atau tidak, kunjungan pertama biasanya akan mencakup pemeriksaan panggul dan riwayat medis rahasia. Profesional medis biasanya merekomendasikan bahwa seorang wanita memiliki tes Pap untuk kelainan serviks dalam waktu tiga tahun menjadi aktif secara seksual, tetapi tes ini tidak selalu dilakukan selama kunjungan pertama ke dokter kandungan.
Tahun Reproduksi
American College of Obstetrics and Gynecology (ACOB) dan organisasi kesehatan seksual lainnya umumnya menyarankan agar wanita menjalani ujian tahunan, dengan tes Pap setiap tiga tahun. Pengecualian adalah bahwa ACOB menyarankan bahwa seorang wanita berusia di atas 30 tahun yang telah menjalani setidaknya tiga tes Pap normal hanya perlu melakukan pemeriksaan ginekologi setiap dua hingga tiga tahun, kecuali dia memiliki tes Pap dengan hasil yang tidak normal. Di sisi lain, seorang wanita yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau yang pasangannya aktif dengan orang lain, mungkin memerlukan kunjungan tahunan biasa.
Banyak wanita menganggap kunjungan ginekologi hanya untuk kesehatan seksual dan reproduksi, tetapi pemeriksaan ini juga penting untuk alasan lain. Selain pemeriksaan panggul, kunjungan tahunan biasanya mencakup pemeriksaan payudara dan pemeriksaan tiroid, sebagai sarana skrining untuk benjolan yang mungkin bersifat kanker. Pemeriksaan ini sama pentingnya dengan pemeriksaan panggul untuk wanita dari segala usia.
Selain kunjungan tahunan yang dijadwalkan, profesional kesehatan merekomendasikan agar seorang wanita mengunjungi ginekolognya jika dia memiliki pertanyaan atau masalah di lain waktu. Misalnya, jika dia memiliki masalah atau kekhawatiran dengan alat kontrasepsi, menstruasi, nyeri panggul atau payudara yang tidak dapat dijelaskan, atau melihat adanya benjolan di payudaranya, dia harus menjadwalkan janji temu sesegera mungkin. Ini benar bahkan jika dia baru saja menjalani ujian tahunannya.
kehamilan
Jika seorang wanita hamil, dia mungkin perlu menemui ginekolog atau dokter kandungannya lebih sering. Saat kehamilan berlanjut, kunjungan bisa menjadi lebih sering, bahkan mungkin dua mingguan atau mingguan. Ini sering merupakan masalah preferensi pribadi; tidak semua orang akan merasa perlu untuk sering berkunjung, tetapi kadang-kadang secara medis diperlukan. Misalnya, jika wanita atau janinnya memerlukan pemantauan karena alasan kesehatan, janji temu yang sering mungkin diperlukan di awal kehamilan.
Beberapa profesional medis merekomendasikan kunjungan pra-konsepsi untuk seorang wanita yang berencana untuk hamil, terutama jika ada penyakit bawaan, seperti spina bifida, dalam keluarga. Beberapa minggu pertama adalah waktu yang penting untuk perkembangan janin, jadi mempersiapkan fisik dapat menjadi langkah yang baik menuju kehamilan yang sehat. Selain itu, kunjungan ginekologi merupakan langkah awal yang khas bagi seorang wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil.
Selama dan Setelah Menopause
Kesalahpahaman yang umum di kalangan wanita adalah bahwa kebutuhan akan kunjungan ginekologi berkurang selama atau setelah menopause, tetapi kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Risiko penyakit tertentu, termasuk kanker payudara, penyakit kardiovaskular, dan tekanan darah tinggi, meningkat seiring bertambahnya usia, dan bahkan semakin tinggi setelah menopause bagi wanita. ACOB menyarankan agar wanita yang aktif secara seksual terus melakukan kunjungan ginekologi tahunan hingga usia 70 tahun.