Pikirkan betapa berbedanya hidup jika Anda tidak dapat dengan mudah membaca dari layar komputer, atau mengisi lamaran pekerjaan, atau bahkan memesan makanan di restoran. Di negara-negara yang relatif kaya, masalah penglihatan biasanya dapat diselesaikan dengan pemeriksaan mata dan lensa korektif. Tetapi ada 2.5 miliar orang, terutama di negara berkembang, yang hidup dengan penglihatan yang buruk karena kurangnya akses ke perawatan mata dan kacamata yang terjangkau. Menurut perkiraan yang berbeda, kurangnya lensa korektif merugikan ekonomi dunia mulai dari $227 miliar hingga $3 triliun USD per tahun karena hilangnya produktivitas. Dalam banyak kasus, akses ke kacamata yang terjangkau tidak ada, meskipun biaya pembuatannya hanya $1 USD sepasang.
Sejarah singkat kacamata:
Diyakini bahwa kacamata pertama dibuat di Italia utara sekitar tahun 1290, berdasarkan tulisan biarawan Dominika Giordano da Pisa. Kacamata awal dibuat dengan lensa cembung, dan dikoreksi untuk rabun jauh.
Bingkai awal terdiri dari dua kaca pembesar yang dipaku bersama di gagangnya, konfigurasi yang memungkinkan gagangnya mengangkangi hidung.
Benjamin Franklin telah dikreditkan dengan menemukan bifokal pada pertengahan 1700-an, dan lensa pertama untuk mengoreksi astigmatisme dikembangkan oleh astronom Inggris George Airy pada tahun 1825.