Seberapa Efektifkah Omeprazole untuk Refluks Asam?

Omeprazole untuk refluks asam efektif karena meningkatkan penyembuhan kerongkongan dan menghambat iritasi esofagus lebih lanjut. Selain mengobati refluks asam, yang merupakan kondisi medis di mana asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan yang menyebabkan iritasi dan mulas, omeprazole dapat mengobati sindrom Zollinger-Ellison, suatu kondisi di mana terlalu banyak asam diproduksi di perut, dan sakit maag.

Menggunakan omeprazole untuk refluks asam umumnya aman, meskipun efek samping ringan dapat terjadi. Efek samping omeprazol termasuk mual, muntah, sakit perut, dan diare. Selain itu, sembelit, gas berlebihan, demam, dan sakit kepala dapat terjadi. Efek samping lain yang lebih serius dapat terjadi seperti gatal-gatal, ruam kulit, gatal, dan kesulitan bernapas. Ketika ini terjadi sebagai akibat dari penggunaan omeprazole untuk refluks asam, dokter harus segera diberitahu.

Penting untuk dicatat bahwa orang yang menggunakan omeprazole untuk refluks asam mungkin berisiko mengalami patah tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Meskipun jarang, patah tulang yang terkait dengan penggunaan omeprazole merupakan risiko bagi pasien yang telah mengonsumsi obat selama lebih dari satu tahun, dan mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, mengonsumsi omeprazole untuk refluks asam dapat menyebabkan melemahnya lapisan lambung.

Pasien harus mendiskusikan penggunaan omeprazole dengan dokter mereka sebelum menggunakan obat ini, yang dapat dibeli tanpa resep. Memberi tahu dokter obat mana yang sedang dikonsumsi dapat mencegah interaksi obat omeprazole. Selain itu, dokter atau apoteker dapat memberikan salinan informasi yang diberikan oleh produsen kepada pasien jika ia memiliki pertanyaan atau kekhawatiran lebih lanjut.

Saat mengonsumsi omeprazole untuk refluks asam, dokter biasanya merekomendasikan dosis sekali sehari. Namun, obat tersebut dapat diminum dua kali sehari, dan sebanyak tiga kali sehari, bila digunakan untuk kondisi di mana lambung memproduksi asam lambung dalam jumlah berlebihan. Jika efek samping terjadi, mereka harus segera dibawa ke perhatian dokter, yang dapat merekomendasikan metode pengobatan alternatif, terutama jika efek sampingnya parah.

Wanita yang sedang hamil, menyusui, atau berencana hamil harus mendiskusikan penggunaan omeprazole untuk refluks asam dengan penyedia layanan kesehatan mereka. Demikian pula, mereka yang memiliki alergi, osteoporosis, kadar magnesium atau kalium darah yang rendah, dan mereka yang memiliki masalah perut atau hati tidak boleh mengonsumsi omeprazole kecuali di bawah pengawasan ketat dokter.