Seberapa Efektif Risperidone untuk Bipolar?

Risperidone untuk bipolar efektif dalam pengobatan gejala kondisi ini, yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang berkisar dari euforia manik hingga depresi. Selain mengobati bipolar, risperidone digunakan untuk mengobati skizofrenia dan gejala tertentu pada anak autis. Selain itu, risperidone pernah digunakan secara umum untuk mengobati gejala psikotik pada mereka yang menderita demensia, tetapi ini menjadi jarang karena peningkatan reaksi yang merugikan.

Saat memberikan risperidone untuk bipolar, penyedia layanan kesehatan harus memantau pasien untuk kecemasan, sakit kepala, agitasi, dan agresi. Selain itu, meskipun risperidone untuk bipolar kadang-kadang diresepkan untuk agitasi, kadang-kadang dapat memperburuk kondisi. Ketika efek samping diketahui, penyedia layanan kesehatan harus diberitahu, siapa yang dapat mendiskusikan pilihan pengobatan alternatif dengan pasien atau pengasuhnya.

Efek samping kardiovaskular terkadang berkembang ketika risperidon untuk bipolar diresepkan. Ini bisa termasuk palpitasi, nyeri dada, dan takikardia, atau detak jantung yang cepat. Selain itu, berdiri terlalu cepat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah saat menggunakan risperidone untuk bipolar, dan dalam kasus yang jarang terjadi, serangan jantung dapat terjadi. Efek samping terkait jantung memerlukan perhatian medis segera untuk menghindari komplikasi.

Beberapa efek samping risperidone yang paling umum termasuk yang bersifat gastrointestinal. Mereka termasuk mual, muntah, sembelit, dan sakit perut. Selain itu, mulut kering atau peningkatan air liur dapat terjadi, seperti mulas, kesulitan menelan, sakit gigi, dan kehilangan nafsu makan. Efek samping ini umumnya ringan dan biasanya hilang segera setelah pengobatan dimulai.

Mengambil risperidone selama kehamilan atau saat menyusui mungkin tidak aman untuk ibu atau bayi. Obat ini dapat diteruskan ke bayi melalui menyusui dan dapat menyebabkan masalah selama persalinan dan melahirkan. Sindrom yang jarang, tetapi sangat serius dapat terjadi saat mengonsumsi risperidon yang disebut sindrom neuroleptik ganas. Sindrom ini ditandai dengan demam, berkeringat, kekakuan otot, dan penurunan tingkat kesadaran. Perhatian medis darurat diperlukan karena kondisi ini dapat mengancam jiwa.

Minum alkohol, mengendarai kendaraan bermotor, atau mengoperasikan alat berat mungkin tidak aman saat mengonsumsi risperidone. Obat ini dapat menyebabkan kantuk yang mendalam, merusak refleks, dan menyebabkan kebingungan. Penting juga untuk dicatat bahwa minum obat ini tidak akan menyembuhkan kondisi, tetapi kemungkinan akan membuat gejala lebih mudah dikelola. Selain itu, pasien mungkin tidak segera merasakan kelegaan dari gejalanya, karena diperlukan beberapa minggu pengobatan sebelum perbaikan tercapai.