Metronidazol oral atau topikal biasanya sangat efektif untuk mengobati vaginosis bakterial. Vaginosis bakterial adalah infeksi vagina yang sering terlihat pada wanita dan biasanya disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari organisme anaerobik, Gardnerella vaginalis. Penggunaan metronidazol, baik secara topikal maupun oral, telah menunjukkan hasil yang baik dalam memberantas kondisi tersebut.
Flora bakteri di vagina adalah keseimbangan bakteri anaerobik dan Lactobacillus yang terpelihara dengan baik. Penyebab pasti dari vaginosis tidak ditetapkan, tetapi tampaknya sejumlah faktor dapat mempengaruhi keseimbangan. Diperkirakan bahwa beberapa praktik dapat meningkatkan risiko wanita terkena kondisi ini, termasuk douching dan hubungan seksual tanpa kondom. Namun, itu tidak hanya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. Hal ini biasanya kambuh, bagaimanapun, menyebabkan beberapa praktisi medis untuk mengobati pasangan seksual, meskipun hal ini kontroversial.
Walaupun bakterial vaginosis mungkin asimtomatik dan, dalam kasus ini, mungkin tidak memerlukan pengobatan, biasanya timbul keputihan, bau “amis”, dan nyeri saat berhubungan. Jika gejala ini terjadi, bantuan medis harus dicari. Vaginosis bakterial biasanya tidak memiliki komplikasi tetapi dapat meningkatkan risiko wanita terkena penyakit menular seksual (PMS) dan, pada wanita hamil, dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.
Metronidazol adalah pengobatan yang paling dikenal untuk vaginosis bakterial. Ini dikenal dengan nama dagang yang berbeda di berbagai negara, oleh produsen, dan biasanya hanya tersedia dengan resep dokter. Adalah penting bahwa dosis yang ditentukan diambil dan kursus penuh diselesaikan, bahkan jika gejalanya mereda. Berhenti minum obat sebelum kursus selesai dapat meningkatkan kemungkinan kekambuhan dan membuat pengobatan lebih sulit.
Dosis metronidazol oral yang biasa untuk vaginosis bakterial adalah dosis harian atau dua kali sehari selama tujuh hari. Jika digunakan secara topikal, metronidazol dimasukkan secara intra-vagina sebelum tidur setiap malam selama lima malam. Penting bagi seorang wanita yang sedang hamil, mencoba untuk hamil, atau menyusui untuk mendiskusikan hal ini dengan ahli medis yang meresepkan sebelum memulai perawatan.
Seperti halnya obat apa pun, metronidazol dapat berinteraksi dengan obat lain, termasuk obat bebas, homeopati, dan komplementer, dan obat tersebut harus didiskusikan dengan ahli kesehatan yang meresepkan. Alkohol harus dihindari sepenuhnya saat mengambil obat ini, karena dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram yang dapat menyebabkan kemerahan, kram perut, dan mual dan muntah yang parah. Efek samping termasuk sakit kepala dan masalah pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah. Pasien yang mengalami efek samping yang parah harus mencari perhatian medis.