Seberapa Efektif Metronidazol untuk Kolitis?

Metronidazol efektif dalam mengobati kolitis ketika kondisi tersebut terjadi karena organisme yang rentan terhadap obat antiinfeksi ini. Analisis laboratorium dari sampel tinja dapat memberi tahu dokter jika ada organisme dan termasuk spesies apa. Kolitis adalah peradangan pada usus besar, biasa disebut usus besar. Individu yang mengalami penyakit ini mengalami perut kembung dan bengkak disertai rasa sakit dan tinja berair yang tampak hitam atau mengandung darah. Gejala lain termasuk demam, kedinginan, dan dehidrasi karena kehilangan cairan.

Penyedia layanan kesehatan biasanya meresepkan metronidazol untuk kolitis yang disebabkan oleh mikroorganisme termasuk Clostridium difficile, Giardia lamblia, dan Helicobacter pylori. Setelah dikonsumsi, tubuh mengubah obat antimikroba ini sehingga molekul menembus membran sel mikroba. Begitu berada di dalam organisme bersel tunggal, protein intraseluler beroperasi pada formulasi, menyebabkan pembentukan radikal bebas. Reaksi kimia ini mengganggu aktivitas sel normal dan menghambat replikasi, menyebabkan kematian sel.

Tergantung pada organisme tertentu, dosis metronidazol berkisar dari 250 miligram hingga 750 miligram yang diminum dalam bentuk kapsul atau tablet dua hingga empat kali sehari hingga 10 hari. Pasien yang memakai metronidazol untuk kolitis tidak boleh mengonsumsi alkohol atau mereka mungkin mengalami sakit kepala, mual, dan muntah. Produsen juga merekomendasikan agar individu menahan diri dari konsumsi alkohol hingga tiga hari setelah menyelesaikan resep. Antimikroba juga meningkatkan efek obat pengencer darah. Mengambil metronidazol dengan obat yang dimetabolisme oleh hati biasanya menghilangkan obat dari tubuh terlalu cepat atau menghambat proses eliminasi normal.

Produsen tidak menjamin keamanan metronidazol untuk kolitis pada wanita hamil atau menyusui karena kemungkinan bayi dapat mengalami cacat lahir dan pertumbuhan. Efek samping metronidazol yang umum termasuk kehilangan nafsu makan, sakit kepala, mual, dan infeksi jamur. Beberapa orang mengalami rasa logam, dan jarang, pasien mengalami ruam kulit. Reaksi merugikan yang lebih serius termasuk kejang dan kerusakan saraf yang ditunjukkan sebagai mati rasa atau kesemutan pada ekstremitas. Beberapa pasien mungkin mengalami ensefalopati atau meningitis saat menggunakan metronidazol untuk kolitis.

Selain kolitis, penggunaan metrodinazole termasuk infeksi di bagian tubuh mana pun yang disebabkan oleh bakteri anaerob tertentu, organisme amuba, atau mikroba protozoa. Infeksi menular seksual yang dikenal sebagai Trichomoniasis dan disebabkan oleh organisme dengan nama yang sama juga dapat diobati dengan metrodinazole. Seiring dengan krim, gel, atau lotion topikal, dokter terkadang meresepkan obat sebagai pengobatan untuk jerawat rosacea dan vaginitis bakteri. Gel ini juga dapat digunakan untuk gatal di selangkangan atau untuk kondisi kulit yang dikenal sebagai folikulitis.