Mengapa New York Disebut Big Apple?

Ada beberapa teori berbeda tentang bagaimana New York City mendapat julukan “The Big Apple,” masing-masing dengan sejumlah kebenaran tertentu. Tampaknya pejabat kota tidak secara resmi mengadopsi moniker sampai tahun 1971, meskipun banyak penduduk dan pengunjung telah menggunakan julukan itu sejak tahun 1920-an. Kampanye 1971 untuk mempopulerkan New York City sebagai Big Apple termasuk sukarelawan yang membagikan apel asli kepada turis yang lewat. Melalui promosi ini, kota ini berharap dapat membangkitkan persepsi yang lebih positif tentang New York City, dan semua yang ditawarkannya sebagai salah satu kota terbesar di dunia.

Referensi pertama ke New York City dengan nama ini diyakini muncul pada tahun 1909. Seorang pria bernama Martin Wayfarer diduga mengkritik jumlah uang negara yang diterima New York City setiap tahun secara tidak proporsional.
Dia membandingkan ekonomi negara dengan pohon dengan banyak akar, tetapi “apel besar” (New York City) menerima sebagian besar “getah”. Sangat mungkin bahwa penduduk New York City mungkin telah menerima referensi kritis itu sebagai sumber kebanggaan sipil. Tinggal di kota berarti menikmati manfaat ekonomi yang kuat.

Ada juga teori yang sangat populer yang melibatkan seorang penulis olahraga New York bernama John J. Fitzgerald, yang terutama menulis tentang pacuan kuda selama tahun 1920-an. Dipercaya bahwa pacuan kuda yang diadakan di trek di sekitar New York City disebut apel, mungkin sebagai referensi untuk hadiah yang diberikan kepada para pemenang. Fitzgerald melakukan perjalanan ke kandang kuda di New Orleans pada tahun 1920, seolah-olah untuk menjual salah satu kudanya sendiri. Fitzgerald berbicara dengan beberapa joki saat dia berada di sana, dan mereka semua menyebut adegan pacuan kuda di Kota New York sebagai “Apel Besar”. Fitzgerald kemudian menamai kolom surat kabar regulernya “Catatan dari Sekitar Big Apple,” kemungkinan besar terinspirasi oleh kata-kata joki dari New Orleans.

Pusat teori lain yang populer tetapi sebagian besar tidak berdasar di seluruh dunia musik jazz. Musisi selama Era Jazz dikatakan menyebut pertunjukan berbayar sebagai “apel”, untuk alasan yang hanya diketahui oleh mereka sendiri. Pada 1920-an, New York City telah memantapkan dirinya sebagai salah satu kota utama untuk musik jazz, sehingga menjadi tujuan banyak musisi jazz yang bekerja. Pertunjukan pamungkas bagi seorang musisi adalah memainkan “Big Apple,” yang berarti klub malam di New York City. Kota New York juga menjadi tujuan para penghibur lainnya, yang dapat menjelaskan mengapa julukan itu menjadi begitu populer.