Ungkapan “Damai sejahtera bagi-Nya” digunakan oleh umat Islam sebagai tanda penghormatan dan penghormatan bagi para nabi Muslim dan figur kehormatan lainnya. Penggunaan gelar kehormatan ini disebutkan secara khusus dalam Al-Qur’an, dan juga dalam teks-teks pendukung lainnya yang digunakan oleh umat Islam, seperti Hadis. Non-Muslim tidak diharapkan untuk mengucapkan kalimat ini ketika membahas nabi-nabi Muslim, meskipun mereka mungkin melakukannya.
Penggunaan kehormatan ini dikenal sebagai salawat, atau mengucapkan salah. Salah berarti “doa,” dan semua Muslim yang taat diharapkan untuk mengintegrasikan doa harian ke dalam praktik keagamaan mereka. Dengan mengucapkan salawat untuk seseorang, umat Islam berdoa untuk individu yang sedang dibahas. Anda mungkin melihat salawat disingkat dalam teks sebagai SAW atau SAW, meskipun beberapa Muslim tidak menyukai praktik ini ketika Nabi Muhammad (alaihissalam) sedang dibahas.
Menurut Al-Qur’an, Tuhan mengatakan shalat untuk nabi, dan meminta para malaikat untuk melakukan hal yang sama. Al-Qur’an melanjutkan dengan mendesak Muslim yang saleh untuk mengucapkan salat bagi nabi ketika mereka melihatnya dan mendiskusikannya. Nabi Muhammad (saw) sendiri menambahkan bahwa umat Islam harus selalu berdoa untuknya, dan bahwa dengan berdoa untuk nabi, umat Islam akan diberkati. Setiap kali salawat diucapkan, itu seharusnya mengangkat beberapa dosa orang yang mengucapkannya, dan beberapa Muslim percaya bahwa semakin sering seseorang mengucapkan salawat dalam hidup, semakin dekat dia dengan nabi di surga.
Sejumlah tokoh diakui sebagai nabi oleh umat Islam, termasuk banyak nabi Alkitab. Rumusan salawat adalah sama untuk mereka semua, meskipun beberapa Muslim percaya bahwa mempersingkat salawat untuk beberapa nabi ini dapat diterima. Cendekiawan Islam belum memutuskan secara definitif tentang masalah menyingkat salat, meskipun bukti dalam Hadis, tampaknya mendukung gagasan bahwa salat tidak boleh disingkat.
Seperti banyak gelar kehormatan agama, penggunaan “Damai sejahtera” dimaksudkan untuk mengingatkan orang akan tempat khusus seorang nabi dalam praktik Islam, dan untuk mendorong penghormatan terhadap tokoh-tokoh penting dalam Islam. Beberapa orang juga mengatakan salawat untuk orang yang sudah meninggal sebagai tanda penghormatan, terutama ketika berbicara dengan anggota keluarga mereka.