Mengapa Mikroorganisme Tidak Memakan Agar?

Mikroorganisme tidak memakan agar-agar karena alasan yang sama seperti manusia tidak makan karton: nilai gizinya tidak sebanding dengan usaha. Para ilmuwan memanfaatkan sifat ini ketika mereka perlu menumbuhkan berbagai mikroorganisme untuk penelitian. Karena agar tidak memiliki nilai gizi, peneliti dapat dengan tepat mengontrol nutrisi yang tersedia di piring agar yang digunakan untuk mengkultur organisme. Ini memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang mikroorganisme yang mereka teliti, dan ini memungkinkan mereka untuk memastikan bahwa hanya jenis organisme tertentu yang diizinkan untuk tumbuh.

Agar, juga dikenal sebagai agar-agar, adalah zat yang berasal dari jenis ganggang merah tertentu, yang lebih umum disebut rumput laut oleh orang awam. Genus Gelidium sangat populer untuk sumber komersial agar-agar. Bahan agar-agar ini memiliki sejumlah sifat menarik yang membuatnya berguna bagi manusia; misalnya, agar-agar sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk menyatukan makanan tanpa menambahkan Kalori. Ini sangat umum dalam makanan penutup susu, di mana ia digunakan sebagai pengental.

Dalam penelitian ilmiah, agar-agar digunakan sebagai media kultur untuk menumbuhkan berbagai macam mikroorganisme. Peneliti melakukan ini dengan membuat piring agar-agar, piring berisi agar-agar dan sumber nutrisi. Mikroorganisme seringkali sangat pemilih tentang apa yang akan mereka makan, dan penggunaan sumber nutrisi yang terkontrol memastikan bahwa hanya jenis mikroorganisme tertentu yang diizinkan untuk tumbuh. Penyusup yang tidak diinginkan tidak punya apa-apa untuk dimakan, karena mereka tidak bisa memakan agar-agar.

Peneliti tidak hanya menggunakan zat ini karena mikroorganisme tidak bisa memakan agar-agar. Ini juga berguna karena menciptakan lapisan gel yang nyaman yang memungkinkan mereka memvisualisasikan dengan jelas organisme yang mereka tanam. Selain itu, ia menyediakan substrat yang nyaman bagi mikroorganisme untuk tumbuh, menciptakan kelompok kecil yang dikenal sebagai koloni yang dapat dengan mudah diambil dari piring untuk penelitian lebih lanjut dan penggunaan lainnya.

Menumbuhkan mikroorganisme adalah kerja keras. Seringkali, dibutuhkan beberapa kali percobaan untuk menemukan sumber nutrisi yang memuaskan suatu organisme, dan formulanya mungkin perlu terus disempurnakan, dengan penyesuaian tambahan yang dilakukan terhadap cahaya, suhu, dan kelembapan di lingkungan tumbuh. Beberapa perusahaan ilmiah menjual kit pelat agar-agar dasar dengan media kultur umum, tetapi laboratorium canggih sering kali harus mencampurkan pelat agar-agar mereka untuk memenuhi kebutuhan subjek penelitian mereka.

Karena mikroorganisme tidak memakan agar-agar, pelat agar juga secara inheren steril sampai nutrisi ditambahkan. Mempertahankan lingkungan yang steril sangat penting untuk banyak cabang penelitian ilmiah, karena para ilmuwan ingin memastikan bahwa mereka tahu persis apa yang mereka pelajari. Karena mikroorganisme tidak memakan agar-agar, para ilmuwan tahu bahwa variabel potensial utama dihilangkan dari penelitian mereka ketika mereka menggunakan pelat agar-agar yang disiapkan dengan benar.