Mengapa HIV di Afrika Begitu Parah?

Banyak orang telah memperhatikan bahwa HIV di Afrika tampaknya sangat parah, dan beberapa orang bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi. Ada sejumlah alasan mengapa HIV di Afrika menjadi masalah serius, mulai dari interaksi dengan penyakit lain yang ada di Afrika hingga masalah sosial dan budaya yang unik di Afrika. Penting untuk diingat bahwa HIV/AIDS di Afrika bukanlah epidemi tunggal, karena beberapa negara Afrika mengelola situasi lebih baik daripada yang lain, dan kelas HIV yang berbeda hadir di wilayah yang berbeda, menunjukkan bahwa beberapa epidemi berbeda sedang terjadi.

Salah satu alasan utama mengapa HIV di Afrika begitu umum adalah bahwa penyakit itu mungkin berasal dari Afrika, menurut penelitian genetik terbaru. Jelas, semakin lama suatu penyakit ada di suatu wilayah, semakin besar kemungkinan untuk menginfeksi sebagian besar populasi. Terutama karena HIV dapat memiliki masa inkubasi yang sangat lama, orang Afrika dapat terinfeksi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya sampai penyakit itu muncul, menyebarkan HIV sepanjang waktu.

Pekerja HIV/AIDS di Afrika juga menghadapi masalah serius dari interaksi antara HIV dan penyakit lainnya. Tuberkulosis, misalnya, mewabah di Afrika, dan akibatnya banyak pasien HIV/AIDS meninggal karena tuberkulosis, meskipun HIV mereka terkendali. HIV di Afrika juga dibiarkan berkembang tanpa kendali di beberapa daerah hanya karena orang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses obat yang mereka butuhkan untuk mengobatinya, atau persediaan untuk mencegahnya. Obat HIV/AIDS bisa sangat mahal, membuatnya jauh di luar jangkauan banyak orang Afrika, bahkan dengan bantuan dari badan amal.

Nilai-nilai budaya juga berperan dalam masalah tersebut. Penggunaan kondom dan alat penghalang lainnya tidak disukai di beberapa komunitas Afrika, dan di beberapa wilayah umumnya diterima bagi pria untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah, yang membahayakan istri dan pasangan mereka. Di wilayah lain di Afrika, tradisi budaya seputar kematian dan kelahiran berperan dalam epidemi AIDS, karena orang terpapar darah dan cairan tubuh lainnya sebagai akibat dari kontak dengan tubuh korban HIV/AIDS.

Penyebaran HIV di Afrika juga dipercepat oleh gizi buruk di banyak daerah, yang membuat sulit bagi orang untuk tetap sehat, dan beberapa orang menduga bahwa sebagian kecil kasus HIV/AIDS bahkan mungkin disebabkan oleh tenaga medis yang tanpa disadari berusaha melakukan hal yang benar. Penggunaan kembali jarum suntik, misalnya, dapat diterima di beberapa daerah sebagai akibat kurangnya akses ke pasokan segar ke jarum suntik steril, sehingga dalam kampanye vaksinasi satu hari, HIV dapat menyebar ke ratusan anak. Penting untuk ditekankan bahwa ini sangat jarang; sebagian besar organisasi medis yang bekerja di Afrika menyadari bahwa risiko AIDS terlalu besar untuk menggunakan kembali jarum suntik dan persediaan medis lain yang berpotensi terkontaminasi.

Diperkirakan 60% dari kasus HIV/AIDS dunia dapat ditemukan di Afrika, dan masalah ini hanya akan menjadi lebih parah karena semakin banyak orang Afrika yang terinfeksi. Epidemi AIDS telah melahirkan generasi yatim piatu AIDS, beberapa di antaranya terinfeksi sendiri, meningkatkan kekhawatiran bahwa lingkaran setan dapat berkembang di Afrika, sehingga sangat sulit untuk menghentikan perkembangan penyakit.