Faktor-Faktor Apa yang Mempengaruhi Efektivitas Kebijakan Fiskal?

Kebijakan fiskal adalah istilah umum yang digunakan dalam ekonomi makro untuk menggambarkan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang digunakan dengan sengaja untuk memberikan pengaruh pada perekonomian. Efektivitas kebijakan fiskal tergantung pada berbagai faktor, banyak di antaranya tidak dapat diprediksi atau dipahami secara andal sebelumnya. Perubahan perilaku yang disebabkan oleh perubahan pengeluaran pemerintah dan perpajakan adalah salah satu faktor penentu yang paling signifikan, karena upaya untuk meningkatkan permintaan konsumen melalui pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak, misalnya, akan menjadi sangat tidak efektif jika orang hanya menyimpan uang mereka daripada membelanjakannya. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seberapa efektif kebijakan fiskal termasuk jeda waktu antara implementasi kebijakan baru dan realisasi efek dari kebijakan itu, efek perubahan kebijakan terhadap suku bunga dan masalah ekonomi lainnya, dan kualitas aktual dari perubahan kebijakan.

Efektivitas kebijakan fiskal sangat tergantung pada keseimbangan antara perpajakan dan pengeluaran. Pemerintah mengenakan pajak kepada warganya untuk mendanai proyek-proyek pemerintah dan untuk mendistribusikan kembali kekayaan agar sesuai dengan kebutuhan semua individu yang terkena dampak. Penurunan pajak untuk kelompok tertentu memberi orang lebih banyak uang untuk dibelanjakan, yang dalam beberapa kasus dapat meningkatkan perekonomian suatu negara dengan meningkatkan permintaan konsumen. Pengeluaran pemerintah dapat dikombinasikan dengan pengurangan pajak untuk merangsang perekonomian. Ini sering digunakan untuk menyediakan pekerjaan dan uang, dengan harapan bahwa orang kemudian akan menghabiskan lebih banyak uang, sehingga membantu perekonomian.

Pemerintah sering menggabungkan penurunan pajak dengan peningkatan pengeluaran untuk merangsang ekonomi dan meningkatkan permintaan konsumen. Efektivitas jangka panjang dari ini sangat tergantung pada perilaku orang dalam menanggapi memiliki lebih banyak uang yang tersedia. Pemerintah biasanya harus mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang dihasilkannya untuk menerapkan kebijakan seperti itu, jadi jika kebijakan itu gagal dan ekonomi tidak tumbuh lebih kuat, mungkin akan sulit untuk memulihkan dana yang hilang. Namun, jika kebijakan tersebut efektif, pemerintah mungkin dapat mengenakan pajak yang lebih besar pada ekonomi yang menguat, sehingga memulihkan dana yang diperlukan untuk kebijakan stimulus.

Ada beberapa keraguan mengenai efektivitas kebijakan fiskal sebagai sarana untuk keluar dari resesi atau depresi ekonomi. Peningkatan pengeluaran dan penurunan perpajakan cenderung memaksa pemerintah untuk meminjam baik dari rakyatnya maupun dari sumber luar negeri. Hal ini mengarah pada fenomena yang disebut “crowding out”, di mana pinjaman yang diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran dan menurunkan pajak menyebabkan peningkatan suku bunga yang secara drastis menurunkan efektivitas kebijakan.