Faktor Apa yang Mempengaruhi Tingkat Monosit?

Monosit adalah sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh. Sebagai bagian dari fungsi kekebalan tubuh, monosit membantu menyingkirkan zat berbahaya, sel mati dan sel kanker. Ini berarti bahwa infeksi dan kanker cenderung meningkatkan kadar monosit darah. Kelainan darah tertentu, kelainan genetik dan penyakit autoimun juga berhubungan dengan peningkatan kadar monosit. Jumlah monosit seseorang juga bisa turun, dan ini bisa disebabkan oleh penggunaan obat steroid, perawatan kemoterapi atau racun yang dihasilkan oleh beberapa bakteri.

Tingkat monosit dapat diukur sebagai bagian dari tes yang dikenal sebagai jumlah diferensial sel darah putih. Ini menghitung persentase berbagai jenis sel darah putih dalam sampel darah. Monosit biasanya mewakili sekitar lima sampai sepuluh persen dari total jumlah sel darah putih.

Bersama dengan sel darah lainnya, monosit terbentuk di sumsum tulang, sehingga gangguan yang merusak sumsum tulang, seperti kanker, dapat menyebabkan rendahnya kadar monosit. Biasanya, monosit melakukan perjalanan dalam aliran darah ke berbagai bagian tubuh di mana mereka berkembang menjadi sel fagosit yang disebut sel dendritik dan makrofag. Sel fagosit adalah pemulung, mampu mengkonsumsi dan menghancurkan partikel berbahaya seperti bakteri dan bahan limbah seperti sel mati. Inilah sebabnya mengapa tingkat monosit meningkat sebagai respons terhadap infeksi dan peradangan – sehingga mereka dapat menghilangkan mikroba dan sel-sel mati dari jaringan. Tuberkulosis dan sifilis adalah dua contoh penyakit bakteri yang menyebabkan peningkatan kadar monosit, dan virus seperti campak dan gondok dapat memiliki efek yang sama.

Kondisi ganas seperti leukemia atau kanker paru-paru dapat menyebabkan peningkatan kadar monosit, bersama dengan peningkatan kadar jenis sel darah putih lainnya. Pada leukemia, sumsum tulang menjadi kanker dan mulai memproduksi sejumlah besar monosit. Kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, juga terkait dengan peningkatan kadar monosit. Kondisi tersebut termasuk rheumatoid arthritis, yang mempengaruhi persendian, dan penyakit radang usus.

Bakteri tertentu, seperti E.coli, menghasilkan partikel yang dikenal sebagai endotoksin. Endotoksin dapat menyebabkan syok endotoksik, suatu kondisi yang berpotensi fatal di mana tekanan darah rendah, kegagalan organ, dan perdarahan terjadi. Kondisi ini juga dikaitkan dengan penurunan kadar monosit dan sel darah putih lainnya.

Untuk pasien yang memiliki jumlah monosit tinggi yang tidak normal, manajemen biasanya melibatkan pengobatan penyebab yang mendasarinya. Jumlah monosit dan sel darah putih yang rendah terkadang membuat pasien rentan terhadap infeksi. Mungkin perlu untuk menghentikan obat apa pun yang menyebabkan masalah. Obat-obatan juga tersedia yang dapat meningkatkan kadar sel darah putih.