Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik pada masa kanak-kanak. Mereka jatuh ke dalam dua kategori utama, yaitu, aspek biologis dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang berbeda ini umumnya memiliki pengaruh yang kurang lebih selama berbagai tahap masa kanak-kanak. Efek khusus dari setiap faktor juga bervariasi dari anak ke anak. Menentukan hasil yang tepat yang akan dimiliki setiap faktor pada anak tertentu hampir tidak mungkin, tetapi dalam banyak kasus, akan ada beberapa tingkat pengaruh.
Faktor biologis yang mempengaruhi perkembangan fisik pada masa kanak-kanak antara lain faktor keturunan, genetik, dan etnis. Penyakit dan kelainan fisik sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Gizi juga memainkan peran besar, dan mencakup tidak hanya gizi anak tetapi juga gizi pranatal dan kesehatan ibu anak.
Berkenaan dengan keturunan dan etnis, atribut fisik seorang anak sangat ditentukan oleh orang tuanya. Misalnya, jika ada riwayat keluarga bertubuh pendek, kemungkinan anak tidak akan tumbuh terlalu tinggi. Demikian pula, etnis sering menentukan faktor perkembangan seperti warna kulit atau rambut. Ini tidak hanya mencakup karakteristik yang jelas, seperti warna rambut dan tinggi badan, tetapi juga dapat mencakup karakteristik “tersembunyi”, seperti kecenderungan anak terhadap penambahan berat badan.
Selain itu, beberapa kondisi yang berkaitan dengan perkembangan fisik di masa kanak-kanak secara genetik ditransfer ke anak. Misalnya, kekurangan endokrin seperti hipotiroidisme akan sering menghambat perkembangan tulang anak. Kondisi fisik atau penyakit lain juga dapat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Misalnya, jika seorang anak mengalami infeksi paru-paru parah selama masa bayi, paru-parunya mungkin tidak berkembang dengan baik, dan anak tersebut dapat memiliki efek sisa sepanjang hidupnya. Ketika penyakit serius ditemukan pada tahap awal pertumbuhan masa kanak-kanak, mereka umumnya memiliki dampak yang lebih besar pada perkembangan selanjutnya.
Nutrisi memainkan peran besar dalam perkembangan fisik di masa kanak-kanak. Jika nutrisi prenatal kurang, bayi cenderung menunjukkan keterlambatan perkembangan. Demikian pula, jika seorang anak tidak menerima vitamin dan nutrisi lain dalam jumlah yang cukup di tahun-tahun awal, tubuhnya tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Ini adalah masalah yang luar biasa dan mudah terlihat di beberapa bagian dunia yang dilanda malnutrisi.
Sementara faktor lingkungan sering dikaitkan dengan perkembangan emosional, mereka juga berperan dalam perkembangan fisik. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak tumbuh lebih cepat selama musim semi dan musim panas daripada selama musim gugur dan musim dingin. Oleh karena itu, anak-anak yang dibesarkan di iklim yang lebih hangat biasanya tumbuh lebih cepat daripada mereka yang dibesarkan di iklim yang lebih dingin. Sebagai contoh tambahan dari dampak lingkungan, anak-anak yang dibesarkan di daerah di mana polusi udara merupakan masalah cenderung memiliki insiden asma dan masalah pernapasan lainnya yang lebih tinggi dan lebih rentan terhadap masalah perkembangan. Tentu saja, isu-isu seperti pelecehan dan penelantaran, yang juga dianggap sebagai pengaruh lingkungan, memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan fisik di masa kanak-kanak.
Terkadang, kategori faktor biologis dan lingkungan tumpang tindih dan menjadi lebih sulit untuk dibedakan. Misalnya, faktor sosial ekonomi, seperti tingkat kemiskinan, dapat menyebabkan anak menjadi kurang gizi, yang pada gilirannya akan berdampak pada perkembangan fisik anak. Sebagai contoh lain, seorang anak yang lahir dari keluarga migran dan menjadi subjek pekerja anak mungkin tidak mendapatkan jumlah tidur dan istirahat yang cukup agar tubuhnya dapat berkembang secara normal.
Tidak ada dua anak yang berkembang dengan cara yang sama. Demikian pula, tidak ada dua anak yang akan bereaksi terhadap faktor biologis dan lingkungan dengan cara yang persis sama. Akibatnya, meskipun mungkin untuk menentukan dengan tepat faktor-faktor apa yang akan mempengaruhi perkembangan fisik di masa kanak-kanak, seringkali cukup sulit untuk memprediksi apa efeknya.