Kesehatan sperma dapat bergantung pada sejumlah faktor, umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan. Pria yang memakai pakaian dalam yang pas atau mengekspos testis mereka ke panas, seperti di bak mandi, mungkin mengalami jumlah sperma yang rendah, karena testis umumnya harus berada pada suhu yang lebih dingin agar berfungsi dengan baik. Penggunaan tembakau, konsumsi alkohol berat, penyalahgunaan narkoba, dan penyakit menular seksual semuanya dapat memengaruhi kesehatan sperma. Ejakulasi terlalu sering, atau tidak cukup sering, juga dapat berdampak pada kesehatan sperma. Racun di lingkungan, termasuk radiasi, merkuri, dan pestisida, dapat merusak kesehatan sperma pria, seperti halnya obat-obatan tertentu. Sebaliknya, makan makanan yang sehat dan menggunakan suplemen seperti selenium, asam folat, dan seng dapat meningkatkan kesehatan sperma pria.
Kebanyakan ahli percaya bahwa jika seorang pria memiliki saluran reproduksi yang sehat dan mengikuti pedoman gaya hidup sehat untuk diet dan olahraga, ia akan sangat mungkin menikmati sperma yang sehat. Jumlah sperma yang rendah umumnya terjadi ketika testis disimpan terlalu hangat atau terlalu sering dipanaskan, karena mungkin berada di sauna atau mandi. Pakaian dalam dan celana panjang yang ketat dikatakan menurunkan jumlah sperma, karena dapat memaksa testis lebih dekat ke tubuh, membuatnya terlalu hangat. Para ahli percaya bahwa testis terletak di luar tubuh karena mereka membutuhkan suhu yang lebih dingin untuk menghasilkan jumlah sperma yang sehat secara optimal. Dokter sering menyarankan pria yang ingin meningkatkan kesehatan sperma untuk mengenakan celana longgar dan pakaian dalam yang memungkinkan testis bergerak bebas.
Obat-obatan, bahan kimia beracun di lingkungan, obat-obatan, alkohol, dan tembakau semuanya dapat memiliki efek buruk pada jumlah sperma dan kesehatan sperma. Dokter biasanya menyarankan untuk menghindari konsumsi alkohol berat dan menahan diri dari penggunaan narkoba atau tembakau. Obat resep, terutama obat kemoterapi tetapi juga obat steroid dan pereda nyeri opioid, dapat menurunkan jumlah sperma dan merusak kesehatan sperma. Para ahli telah lama menduga radiasi lingkungan merusak kesehatan sperma pada mereka yang terpapar. Pestisida kimia, ftalat, merkuri, estrogen buatan, dan poliklorin bifenil adalah beberapa racun lingkungan yang dapat merusak kesehatan sperma pria.
Beberapa dokter bahkan percaya bahwa ejakulasi terlalu sering dapat menurunkan jumlah sperma dan kesuburan. Para ahli merekomendasikan untuk membatasi ejakulasi menjadi dua atau tiga hari sekali untuk mengoptimalkan kesehatan sperma. Pria yang berpantang seksual mungkin disarankan untuk melakukan masturbasi sebagai pengganti hubungan seksual. Banyak penyakit menular seksual dapat merusak saluran reproduksi pria, yang menyebabkan penurunan kesehatan sperma. Pria umumnya dapat mencegah penyakit tersebut dengan menggunakan kondom lateks secara konsisten selama hubungan seksual dalam keadaan non-monogami.