Faktor Apa yang Mempengaruhi Hukuman DUI?

Ketika seseorang dinyatakan bersalah mengemudi di bawah pengaruh (DUI), hakim yang ditugaskan untuk kasusnya umumnya memutuskan hukuman DUI yang paling sesuai dengan keadaan. Hukuman yang diterima seseorang untuk kejahatan ini didasarkan pada banyak faktor, yang biasanya berbeda di antara yurisdiksi. Kandungan alkohol dalam darah (BAC) pada saat penangkapan dan hasil tes ketenangan di lapangan, misalnya, sering dipertimbangkan selama hukuman DUI. Selain itu, hukuman yang lebih keras dapat dikenakan untuk orang-orang dengan keyakinan DUI sebelumnya atau jika terjadi kecelakaan mobil yang mengakibatkan cedera atau kematian orang lain.

Catatan kriminal dan mengemudi masa lalu seseorang sering diteliti selama hukuman DUI. Jika terdakwa dihukum karena DUI atau kejahatan terkait alkohol lainnya di masa lalu, hakim dapat menjatuhkan hukuman yang lebih ketat. Di sisi lain, jika DUI adalah pelanggaran pertama, individu dapat diberikan lebih banyak keringanan hukuman.

Salah satu hal pertama yang mungkin dipertimbangkan hakim selama hukuman DUI adalah jumlah alkohol yang ada dalam sistem terdakwa pada saat penangkapan. Hal ini belum tentu diukur dari seberapa banyak minuman yang diminumnya karena setiap orang dipengaruhi secara berbeda oleh konsumsi minuman keras. Sebagian besar yurisdiksi memberikan bobot yang cukup besar pada tingkat konsentrasi alkohol yang ada dalam darah seseorang untuk menentukan apakah dia mabuk secara legal. BAC sering dapat diperoleh di tempat pemberhentian lalu lintas ketika pengemudi melakukan tes breathalyzer. Tes darah juga dapat memberikan hasil yang serupa.

Jika BAC seseorang melebihi batas hukum yang ditetapkan oleh yurisdiksi tertentu, ia kemungkinan akan ditangkap karena DUI. Ketika hakim meninjau hasil BAC, ia dapat mempertimbangkan tingkat keracunan laporan saat menentukan hukuman DUI. Misalnya, jika konsentrasi alkohol hanya sedikit meningkat, hakim mungkin akan lebih lunak daripada jika secara signifikan lebih tinggi. Ia juga dapat mempertimbangkan kesaksian petugas yang menangkap yang berkaitan dengan perilaku terdakwa pada saat kejadian serta hasil tes ketenangan di lapangan yang dilakukan.

Faktor penting lainnya dalam hukuman DUI adalah apakah terdakwa terlibat dalam tabrakan pada saat dia mabuk secara sah, terlepas dari apakah ada mobil lain yang terlibat atau tidak. Misalnya, seseorang mungkin menabrak pohon atau bangunan dan menyebabkan kerusakan properti. Hakim dapat melihat jenis insiden ini sebagai tanda yang jelas dari kerusakan dan ancaman bagi orang lain di jalan. Jika kendaraan lain terlibat dalam kecelakaan itu, maka hukumannya bisa lebih berat, terutama jika kecelakaan itu menyebabkan cedera serius atau kematian. Padahal, dalam kasus seperti ini, terdakwa bisa menghadapi tuntutan yang lebih serius, seperti pembunuhan DUI, dan hukumannya bisa jauh lebih berat.