Faktor Apa yang Mempengaruhi Durasi Keracunan Makanan?

Durasi keracunan makanan terutama tergantung pada organisme atau toksin yang menyebabkan penyakit. Usia dan kondisi fisik seseorang juga dapat mempengaruhi lamanya keracunan makanan. Dalam kebanyakan kasus, keracunan makanan akan membaik dalam satu sampai tujuh hari. Kasus yang parah mungkin memakan waktu lebih lama, terutama jika racun telah menyebar ke aliran darah atau area tubuh lainnya. Untuk pemulihan yang cepat, penderita harus tetap terhidrasi dan mencari pertolongan medis jika kondisinya memburuk atau tidak membaik dalam beberapa hari.

Penyebab keracunan makanan yang paling umum adalah bakteri. Beberapa contoh bakteri penyebab penyakit adalah Clostridium botulinum, Vibrio parahaemolyticus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E coli), Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Shigella. Beberapa organisme ini menyebabkan gejala yang akan membaik dalam beberapa hari, sementara yang lain menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Clostridium botulinum adalah bakteri yang menyebabkan penyakit langka yang disebut botulisme. Ini paling sering terjadi setelah mengonsumsi makanan kaleng yang tidak tepat seperti cabai, jagung atau sup. Untuk mengobati botulisme, pasien diberikan antitoksin yang mencegah racun menyebar melalui aliran darah. Bahkan setelah mengobati keracunan makanan, kondisi ini bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk pulih. Jika tidak diobati, botulisme dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian.

Penyebab lain keracunan makanan yang cenderung bertahan lama adalah Vibrio parahaemolyticus. Bakteri ini ditemukan pada makanan dan kerang yang kurang matang. Setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, kebanyakan orang akan mulai menunjukkan gejala, seperti demam dan muntah, dalam waktu 12 hingga 14 jam. Gejala-gejala ini biasanya bertahan selama dua sampai lima hari. Kasus yang parah bisa berlangsung selama 10 hari.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E coli), Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Shigella biasanya membaik lebih cepat. Pada sebagian besar kasus, gejala muncul dalam waktu kurang dari 24 jam dan bertahan selama satu hingga dua hari. Jenis keracunan makanan ini jarang serius. Namun, jika gejala memburuk atau gagal membaik dalam tiga atau empat hari, penderita harus berkonsultasi dengan dokter mereka.

Menelan racun berbahaya juga dapat menyebabkan keracunan. Contoh makanan beracun termasuk banyak jenis jamur liar, ikan yang mengandung merkuri tingkat tinggi, dan produk yang mengandung pestisida. Gejala keracunan makanan yang paling umum karena bahan kimia beracun adalah mual, diare, dan muntah. Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, penderita harus mencari perhatian medis. Orang yang menderita gejala parah harus segera berkonsultasi dengan dokter mereka, karena racun tertentu bisa berakibat fatal.

Keracunan makanan juga dapat disebabkan oleh infeksi virus dan protozoa. Infeksi virus seperti yang disebabkan oleh konsumsi kerang yang terkontaminasi biasanya berlangsung selama dua hingga tiga hari. Infeksi protozoa seperti amoebiasis, enteritis cryptosporidium, dan giardiasis biasanya berkembang dalam waktu seminggu setelah mengonsumsi air yang terkontaminasi. Infeksi ini menghasilkan gejala yang dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Menghindari kemungkinan air yang terkontaminasi adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah keracunan makanan akibat infeksi virus atau protozoa.

Usia seseorang juga dapat mempengaruhi lamanya keracunan makanan. Setelah terpapar racun atau organisme berbahaya, bayi dan orang dewasa yang lebih tua lebih mungkin menderita serangan penyakit yang berkepanjangan. Mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami efek samping jangka panjang setelah keracunan makanan.

Wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat mengembangkan kasus keracunan makanan yang lebih serius. Karena sistem kekebalan kurang mampu melawan infeksi, durasi keracunan makanan bisa lebih lama pada individu ini. Risiko infeksi menyebar ke aliran darah atau mempengaruhi organ utama juga lebih besar. Untuk menghindari komplikasi yang berpotensi berbahaya, kasus yang berlangsung lebih dari beberapa hari harus diperiksa oleh profesional medis.