Gigi adalah istilah yang mengacu pada susunan gigi di dalam mulut. Hewan yang berbeda dapat memiliki gigi yang sangat berbeda tergantung pada makanan utamanya; pada manusia, ada 32 gigi yang dibagi antara rahang atas dan bawah. Gigi dapat memberikan banyak informasi tentang seseorang atau hewan dan bagaimana ia hidup atau hidup; ahli biologi, arkeolog, dan dokter gigi semua mempelajari gigi sebagai bagian dari pekerjaan mereka.
Banyak hewan dilahirkan dengan apa yang dikenal sebagai gigi sulung, susu, bayi, atau sulung. Gigi mulai terbentuk di rahang dalam rahim dan erupsi setelah lahir. Gigi sulung ini tetap pada tempatnya di masa kanak-kanak dan secara bertahap digantikan oleh gigi dewasa atau gigi sulung. Biasanya gigi sulung memiliki lebih sedikit gigi yang juga lebih kecil, dan gigi ini dapat dipertahankan untuk waktu yang bervariasi. Beberapa hewan mungkin memiliki lebih dari dua set gigi, memungkinkan tiga atau empat set gigi tumbuh secara berurutan.
Tergantung pada apa yang dimakan organisme, giginya bisa sangat bervariasi. Hewan seperti manusia memiliki apa yang disebut dengan heterodont dentition, artinya gigi mereka terdiri dari campuran jenis gigi. Hal ini memungkinkan manusia untuk makan makanan yang bervariasi karena mereka memiliki gigi yang dilengkapi untuk menggiling, memotong, dan merobek. Sebaliknya, hewan seperti armadillo adalah homodont, dengan hanya satu jenis gigi, karena ini cukup untuk kebutuhan makanan mereka.
Dokter gigi mempelajari gigi sehingga mereka dapat merawat pasien mereka dengan lebih efektif. Di sekolah kedokteran gigi, dokter belajar tentang bagaimana gigi berkembang, terdiri dari apa, dan masalah apa yang bisa muncul di mulut. Manusia bisa mengalami masalah mulai dari gigi impaksi hingga gigi berlubang. Dengan menggunakan alat seperti cetakan gigi, gambar x-ray, dan pemeriksaan visual, dokter gigi dapat mempelajari tentang susunan gigi pada pasien tertentu dan mengembangkan rencana perawatan yang tepat.
Orang-orang seperti arkeolog tertarik pada gigi manusia dan hewan non-manusia bersejarah karena memberikan informasi menarik tentang proses evolusi serta bagaimana hewan hidup pada berbagai periode dalam sejarah. Demikian juga, antropolog forensik dapat menggunakan gigi untuk mengidentifikasi korban kejahatan atau untuk mengumpulkan informasi yang dapat membantu identifikasi, termasuk membuat kesan tanda gigi untuk menemukan orang yang terkait dengan TKP. Misalnya, jika seorang penjahat memakan sebuah apel dan membuangnya ke samping, tanda pada apel tersebut dapat dipelajari dan dibandingkan dengan gips yang diambil dari mulut tersangka untuk melihat apakah ada kecocokan.