Secara harfiah tidak mungkin menemukan penyebut yang sama dalam hal usia pernikahan di seluruh dunia. Faktor-faktor seperti kebiasaan dan masalah ekonomi memainkan peran penting dalam menentukan usia rata-rata menikah di berbagai negara. Di beberapa daerah, agama juga menjadi komponen utama dalam menentukan usia pernikahan. Perbedaannya bisa sangat mengejutkan.
Di AS, misalnya, usia rata-rata menikah bervariasi menurut status sosial, tradisi keluarga, dan bahkan situasi geografis. Secara umum, orang-orang di kota-kota besar cenderung menikah lebih lambat dan menunggu lebih lama untuk memiliki anak, biasanya hingga usia 30-an. Orang yang tumbuh di komunitas pedesaan mungkin akan menikah untuk pertama kalinya di awal usia 20-an. Di negara maju, usia pernikahan rata-rata juga telah didorong mundur karena banyak pasangan sekarang memilih untuk hidup bersama selama bertahun-tahun bahkan sebelum mempertimbangkan untuk menikah. Pada 1950-an, ketika berbagi rumah sebelum menikah bukanlah standar, orang menikah lebih muda.
Di negara-negara seperti India dan Pakistan, di mana merupakan tradisi bahwa orang tua mengatur pernikahan, usia rata-rata menikah adalah 17 tahun, dengan banyak pengantin menikah segera setelah mereka berusia 15 tahun. Hal ini juga terjadi di banyak negara Afrika, di mana faktor ekonomi memaksa orang tua untuk menikahkan anak perempuan mereka pada usia dini. Nigeria memiliki beberapa dari rata-rata terendah di Afrika, dengan kebanyakan pria menikah sekitar 23 dan kebanyakan wanita di 17.
Usia rata-rata memuncak lebih tinggi di negara-negara Skandinavia seperti Denmark, di mana jumlahnya 30.2 untuk wanita dan 32.5 untuk pria. Swedia, Finlandia, dan Norwegia berada di belakang. Di benua Eropa, usia rata-rata menikah lebih rendah di negara-negara Timur, di mana jumlahnya hampir 23 tahun untuk wanita di Polandia dan 26 untuk pria di Rumania.
China dan Jepang telah bergabung dengan negara-negara Eropa dengan rata-rata tinggi, yaitu sekitar 30 tahun untuk pria dan wanita. Hal ini terutama berlaku untuk zona metropolitan utama, tetapi daerah pedesaan dengan cepat mengikuti tren tersebut. Penting untuk dicatat bahwa, di banyak negara, usia pernikahan berkaitan erat dengan jumlah perceraian yang terjadi setiap tahun. Pasangan muda memiliki peluang hampir tiga kali lipat untuk berakhir bercerai daripada orang yang menikah setelah berusia 27 tahun.