Berapa Laju Sedimentasi Eritrosit?

Laju sedimentasi eritrosit merupakan alat diagnostik untuk mengetahui adanya peradangan dalam tubuh. Hasil tingkat tinggi umumnya tidak menunjukkan penyakit tertentu, hanya fakta bahwa proses inflamasi yang terjadi di dalam tubuh. Proses inflamasi adalah respons alami tubuh terhadap cedera dan infeksi. Tanda-tanda peradangan termasuk kemerahan, nyeri, dan pembengkakan di daerah yang terkena.

Tes ini biasanya dilakukan tanpa persiapan khusus. Teknisi mengekstrak darah vena pasien dan memproses darah di laboratorium untuk mendapatkan tingkat sedimentasi eritrosit. Karena faktor eksternal, nilai normal untuk laju sedimentasi eritrosit berbeda antara anak-anak dan orang dewasa, serta antara pria dan wanita. Wanita memiliki tingkat ESR yang lebih tinggi dalam darah daripada pria. Anak-anak, karena berat badan mereka, memiliki tingkat ESR yang lebih rendah dalam darah.

Nilai normal untuk pria berusia 50 tahun ke bawah adalah 15 milimeter per jam atau kurang. Untuk pria yang lebih tua 50, itu adalah 20 milimeter per jam atau kurang. Pada wanita berusia 50 tahun ke bawah, nilai normalnya adalah 20 milimeter per jam, dan bagi mereka yang berusia lebih dari 50 tahun, nilai normalnya adalah 30 milimeter per jam atau kurang. Nilai normal anak-anak adalah antara 3 hingga 13 milimeter per jam.

Tingkat sedimentasi yang tinggi sering terlihat pada pasien dengan penyakit seperti rheumatoid arthritis dan anemia, di antara banyak kondisi inflamasi lainnya. Rheumatoid arthritis adalah kondisi yang melibatkan beberapa sendi di tubuh, sedangkan anemia adalah penurunan sel darah merah dalam sirkulasi. Kehamilan juga dapat meningkatkan laju sedimentasi eritrosit. Tingkat yang sangat tinggi sering terlihat pada polymyalgia rheumatica. Polymyalgia rheumatica dimanifestasikan oleh kekakuan dan nyeri pada bahu atau pinggul, dan biasanya menyerang individu yang berusia lebih dari 50 tahun.

Tingkat sedimentasi eritrosit yang rendah sering terlihat pada kondisi seperti polisitemia, gagal jantung kongestif, dan anemia sel sabit. Polisitemia adalah kelainan dimana terjadi peningkatan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Gagal jantung kongestif terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Anemia sel sabit, di sisi lain, adalah penyakit keturunan yang ditandai dengan adanya sel darah merah berbentuk sabit yang abnormal.

Obat-obatan juga dapat mempengaruhi hasil tes. Vitamin A dan kontrasepsi oral dapat menyebabkan peningkatan nilai. Penurunan nilai terkadang terlihat pada pasien yang menggunakan kortison atau aspirin. Laju sedimentasi eritrosit juga merupakan tes yang digunakan untuk memantau respon penyakit tertentu terhadap obat yang diberikan. Hasil yang menurun setelah terapi biasanya merupakan tanda respons yang baik terhadap pengobatan.