Bagaimana Sejarah Raja Sekop?

Bermain kartu telah menjadi bentuk hiburan yang populer dengan orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia sejak zaman kuno. Jumlah kartu yang digunakan dalam permainan kartu bervariasi dari satu negara ke negara lain, tetapi di zaman modern 52 umumnya merupakan standar yang diterima. Ada empat setelan — berlian, sekop, tongkat dan sekop — dan raja sekop mengepalai yang terakhir.

Asal usul raja sekop adalah Prancis; negara-negara Eropa dan non-Eropa lainnya memiliki berbagai pakaian dan karakter yang berbeda. Prancis mengadaptasi kembali setelan sekop dari setelan daun yang digunakan dalam kartu remi Jerman. Itu umum untuk pakaian untuk mewakili karakter sejarah atau kelas sosial yang berlaku. Sementara setelan daun Jerman adalah representasi dari kelas menengah, setelan sekop Prancis datang untuk mewakili ujung tombak para ksatria aristokrat.

Perancang kartu Prancis adalah orang pertama yang mengidentifikasi bangsawan berjas dengan tokoh sejarah atau kerajaan yang ada. Kartu biasanya membawa nama tokoh kerajaan, tetapi tidak ada konsistensi standar di sini. Karena desainer yang berbeda memiliki preferensi atau loyalitas yang berbeda, cukup normal untuk kartu yang berbeda untuk mewakili bangsawan yang berbeda. Raja Daud adalah pilihan populer sebagai raja sekop, dan ditunjukkan dengan kecapi dan pedang. Dalam meramal, di mana tokoh kerajaan bukanlah persyaratan, raja sekop sering ditafsirkan sebagai karakter yang cerdas dan sulit, paling sering seorang pengacara dengan etika yang goyah.

Alasan raja sekop Prancis menjadi standar dalam bermain kartu adalah karena kecerdikan dan kegigihan pembuat kartu Prancis. Pada saat pencetakan adalah proses yang melelahkan dan mahal, mereka menemukan cara cepat untuk memproduksi kartu. Alih-alih mengukir setiap kartu secara terpisah, mereka mengukir desain raja, ratu, dan pisau pada balok kayu atau pelat tembaga dan menggunakannya untuk semua setelan. Simbol setelan ditambahkan kemudian dengan stensil.

Proses pencetakan Prancis menghemat waktu dan memungkinkan pembuat kartu Prancis memproduksi kartu dengan harga yang lebih cepat dan lebih murah daripada rekan-rekan mereka di Eropa. Akibatnya, menjadi mungkin bagi orang biasa untuk membeli kartu remi, dan, karena semakin banyak orang membeli kartu Prancis yang murah dan belajar bermain dengan setelan Prancis, ini kemudian mulai menjadi norma di benua Eropa. Seluruh dunia segera mengikuti mode.