Bagaimana Sejarah Hari Ayah?

Hari Ayah adalah hari libur yang dirayakan di banyak negara di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk merayakan ayah dan menjadi ayah, mengakui peran yang dimainkan ayah dalam kehidupan banyak orang. Sejarah Hari Ayah yang tepat berkisar dari satu negara ke negara lain, tetapi umumnya dirayakan pada bulan-bulan musim panas, biasanya pada bulan Juni. Biasanya, anggota keluarga memberikan hadiah kepada ayah mereka, mengajak mereka makan malam, atau mengenali mereka dengan cara lain.

Sebagai aturan umum, Hari Ayah adalah hari libur sekuler, meskipun beberapa pemimpin agama mungkin memasukkan peran ayah ke dalam khotbah mereka. Di negara-negara Katolik Roma yang kental, Hari Ayah diadakan pada tanggal 19 Maret, Hari St. Joseph, meskipun perayaannya tidak terbatas pada umat Katolik. Beberapa negara memandang liburan sebagai kesempatan untuk piknik dan mendaki, di mana para pesenam mengisi paket dengan berbagai macam makanan dan menghabiskan hari di alam.

Di Amerika Serikat, bersama dengan banyak negara lain, Hari Ayah dirayakan pada hari Minggu ketiga bulan Juni. Ide hari untuk memperingati ayah berasal dari pertengahan 1800-an, tetapi hari bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Pada tahun 1909, Sonora Smart Dodd sedang mendengarkan kebaktian Hari Ibu di gerejanya ketika pikirannya beralih ke ayahnya, yang membesarkan keluarganya sendirian setelah ibunya meninggal. Dia mendekati pejabat gereja tentang mengadakan layanan serupa untuk ayah, dan pada tahun 1910, gereja merayakan Hari Ayah pada pertengahan Juni.

Dukungan untuk Hari Ayah tumbuh di seluruh Amerika Serikat, dan secara resmi dinyatakan sebagai hari libur pada tahun 1966 oleh Presiden Lyndon Johnson. Pada tahun 1972, Presiden Richard Nixon menandatangani undang-undang yang menetapkan hari Minggu ketiga di bulan Juni untuk perayaan Hari Ayah. Negara-negara lain di seluruh dunia telah menetapkan tanggal untuk Hari Ayah yang berkisar dari akhir Februari hingga November. Di semua negara yang merayakan Hari Ayah, tujuan liburan tetap sama.

Meskipun Hari Ayah dimaksudkan sebagai pelengkap Hari Ibu, hari raya tersebut tidak sepopuler Hari Ibu di sebagian besar wilayah tempat perayaannya. Anggota keluarga tentu tidak menghabiskan banyak uang pada Hari Ayah seperti yang mereka lakukan pada hari libur lainnya, dan orang terkadang berjuang dengan hadiah yang sesuai. Anak-anak yang tinggal bersama ayah mereka mungkin mempertimbangkan untuk membuat makanan khusus untuk menghormati ayah mereka, sementara ayah biasanya senang mendengar kabar dari anak-anak yang tinggal jauh dari rumah, baik melalui telepon atau surat.