Bagaimana Saya Menggunakan Trimethoprim untuk Jerawat?

Trimethoprim adalah antibiotik yang biasanya diresepkan untuk infeksi bakteri sedang hingga berat. Penggunaan trimetoprim untuk jerawat umumnya ditentukan oleh dokter kulit atau dokter berlisensi. Jika diresepkan, yang terbaik adalah mengikuti dosis dan frekuensi yang dianjurkan terlebih dahulu seperti yang diinstruksikan oleh dokter. Seorang pasien juga harus memantau tingkat keparahan efek samping dan bagaimana kulitnya merespon pengobatan dalam beberapa bulan pertama.

Dokter meresepkan trimetoprim untuk jerawat ketika tidak merespon antibiotik lain. Trimetoprim-sulfametoksazol adalah antibiotik yang lebih poten daripada doksisiklin atau tetrasiklin. Antibiotik diresepkan saat mengobati jerawat karena kemampuannya untuk mengurangi jumlah peradangan dan bakteri penyebab jerawat di kulit. Trimetoprim dan antibiotik resep lainnya tidak dianjurkan untuk mengobati jerawat ringan atau jerawat yang merespon dengan baik terhadap benzoil peroksida.

Dalam beberapa kasus, penggunaan trimetoprim untuk jerawat dapat diresepkan sebagai pengganti pengobatan dengan isotretinoin, yang kuat, tetapi agak berisiko. Tergantung pada masing-masing pasien, krim tretinoin topikal dapat digunakan bersama trimetoprim oral. Antibiotik biasanya diminum sekali atau dua kali sehari selama setidaknya satu bulan. Beberapa antibiotik harus diminum dengan makanan untuk menghindari sakit perut.

Saat menggunakan trimetoprim untuk jerawat, penting untuk tidak mengonsumsi lebih dari dosis yang disarankan sebelum berkonsultasi dengan dokter. Salah satu aspek penting dalam menggunakan antibiotik sebagai pengobatan jerawat adalah untuk melihat bagaimana kulit dan tubuh merespon obat. Peningkatan yang terlihat mungkin memerlukan waktu beberapa minggu hingga satu bulan atau sedikit lebih lama. Potensi efek samping, seperti ruam dan masalah pencernaan, harus dipantau secara ketat.

Jika perbaikan yang terlihat tidak terlihat dalam waktu yang wajar atau jerawat tampak semakin parah, trimetoprim mungkin bukan pengobatan yang sesuai. Efektivitas perawatan jerawat dapat bervariasi antara individu dan juga dapat bervariasi pada tahap yang berbeda dalam hidup satu orang. Misalnya, doksisiklin dapat menghilangkan jerawat pasien di usia remaja, sementara kursus kedua mungkin tidak berpengaruh pada usia akhir dua puluhan. Jerawat yang parah mungkin tidak merespons antibiotik saja atau pasien dapat mengembangkan resistensi terhadap jenis antibiotik tertentu.

Menggunakan trimetoprim untuk jerawat dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab jerawat di kulit, bersama dengan tingkat keparahan peradangan kulit. Resepnya tidak akan menghentikan folikel rambut kulit menjadi tersumbat atau mengurangi jumlah minyak yang dihasilkan kulit. Walaupun bakteri adalah salah satu penyebab jerawat, itu bukan satu-satunya penyebab, jadi pengobatan antibiotik mungkin tidak memberikan bantuan total dari jerawat.