Bagaimana Saya Mengenali Gejala Ekstrapiramidal?

Gejala ekstrapiramidal adalah gangguan gerakan yang terkait dengan malfungsi di bagian otak yang dikenal sebagai sistem ekstrapiramidal, yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan gerakan fisik. Pasien dan pengasuh perlu waspada terhadap tanda-tanda peringatan dini dari gejala tersebut karena dapat menjadi berbahaya. Seringkali, gejala ekstrapiramidal pertama muncul dalam bentuk kedutan, kesulitan untuk tetap diam, dan gerakan otot yang tidak disengaja. Mereka biasanya terkait dengan obat antipsikotik seperti haloperidol dan amoxapine, tetapi kadang-kadang juga dapat muncul pada pasien dengan penyakit Parkinson dan gangguan lain yang melibatkan dopamin.

Beberapa pasien mungkin mengalami gejala ekstrapiramidal segera setelah mereka memulai pengobatan antipsikotik, dan mereka bisa menjadi sangat parah dalam waktu singkat. Pasien lain mungkin menggunakan obat selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun sebelum gejala mulai berkembang. Onset yang tidak teratur berarti bahwa pasien harus selalu waspada terhadap tanda-tanda peringatan masalah neurologis, karena mereka dapat muncul kapan saja. Penyedia perawatan dalam pengaturan kesehatan mental juga waspada terhadap gejala awal.

Satu kelompok gejala ekstrapiramidal yang dikenal sebagai diskinesia melibatkan gangguan gerakan di mana pasien dapat membuat gerakan berkedut atau berguling. Dia tidak bisa mengontrol gerakan dan biasanya tidak bisa duduk diam. Hal ini dapat membuat sulit untuk menyelesaikan tugas. Gaya berjalan terseok-seok dan memutar dapat terjadi, dan beberapa pasien mengalami kesulitan dengan keseimbangan. Mereka juga dapat mengembangkan tics atau kedutan wajah yang bisa sangat mengganggu dan juga bisa membuat sulit untuk berkomunikasi. Tics verbal seperti pengulangan atau kesulitan membentuk kata-kata tertentu juga bisa menjadi masalah.

Distonia adalah contoh lain dari gejala ekstrapiramidal. Ini berhubungan dengan ketegangan otot yang tidak disengaja dan abnormal yang memaksa pasien ke dalam posisi memutar atau membungkuk yang canggung dan terkadang menyakitkan. Kepala pasien mungkin miring pada sudut yang lucu, misalnya, atau pasien bisa membungkuk dan mengalami kesulitan untuk menegakkan tubuh sesudahnya. Ini bisa sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan kesusahan karena pasien akan mengalami masalah dengan tugas sehari-hari.

Salah satu pilihan untuk mengelola gejala ekstrapiramidal adalah mengubah obat atau dosis pasien. Beberapa gejala ini bisa permanen, dan penting untuk mencegah kerusakan progresif. Jika obat tidak bekerja untuk pasien, perubahan pengobatan dapat mengelola kondisi kesehatan mental yang mendasarinya tanpa efek samping. Seorang dokter juga dapat meresepkan obat untuk mengelola gejala secara langsung. Pasien dengan Parkinson, misalnya, dapat mengambil obat yang dikenal sebagai l-dopa untuk menormalkan tingkat dopamin dan gangguan kontrol gerakan.