Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih glutathione terbaik dengan suplemen vitamin C, termasuk memilih dosis yang dianggap aman dan bentuk pemberian obat yang menawarkan penyerapan yang baik. Kedua senyawa tersebut merupakan antioksidan kuat yang dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Glutathione tidak mudah diserap melalui saluran pencernaan, bagaimanapun, jadi suntikan glutathione dan vitamin C menawarkan penyerapan terbaik untuk kedua zat tersebut.
Sejumlah reaksi kimia terjadi dalam tubuh manusia setiap hari dan produk sampingan alami dari reaksi ini adalah sel yang dikenal sebagai radikal bebas. Ini reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel-sel sehat. Jenis kerusakan sel ini dapat diperburuk oleh polusi lingkungan tingkat tinggi dan mungkin terkait dengan sejumlah proses penyakit, seperti Alzheimer dan kanker. Antioksidan seperti glutathione dengan vitamin C adalah molekul yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif dengan menghambat aksi radikal bebas. Beberapa ahli percaya bahwa antioksidan tambahan dapat membantu menetralisir radikal bebas, terutama selama periode peningkatan stres fisik atau psikologis.
Sebuah peptida yang disintesis dalam tubuh, glutathione penting untuk fungsi sistem kekebalan yang tepat dan dapat membantu memerangi kerusakan oksidatif. Studi ilmiah menunjukkan senyawa tersebut tidak dapat cukup diserap melalui saluran pencernaan. Selain itu, suplemen oral sebagian besar tidak efektif dalam meningkatkan kadar glutathione dan memiliki efek antioksidan. Senyawa yang dapat dihirup atau disuntikkan tampaknya memiliki penyerapan yang lebih baik.
Vitamin C adalah senyawa yang larut dalam air, sehingga dikeluarkan ketika asupan nutrisi melebihi kebutuhan tubuh. Hal ini umumnya ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran dan sangat mudah diserap dalam bentuk kapsul atau pil. Dosis suplemen glutathione yang dianjurkan adalah 600 mg sehari, sedangkan dosis khas untuk vitamin C berkisar 1000-2000 mg sehari. Selain suplementasi zat ini untuk kondisi medis lainnya, dokter terkadang menggunakan glutathione suntik sebagai bagian dari rejimen pengobatan untuk penyakit Parkinson. Studi medis menunjukkan orang dengan Parkinson cenderung memiliki tingkat peptida yang rendah dan meningkatkan kadar melalui suplemen dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Dalam dosis tinggi, glutathione dapat menyebabkan pencerah kulit dan dokter kulit dapat menggunakannya untuk tujuan ini. Untuk memastikan bioavailabilitas maksimum dan penyerapan kedua senyawa, glutathione dengan vitamin C dapat diberikan dalam bentuk injeksi oleh profesional medis yang berkualifikasi. Suplementasi dapat memiliki efek samping seperti mual, gangguan pencernaan, dan diare. Glutathione suntik dengan senyawa vitamin C biasanya diberikan melalui suntikan intramuskular atau infus intravena, dan, seperti semua suntikan, ada risiko infeksi yang sangat kecil di tempat suntikan.