Bagaimana Premi Risiko Default Ditentukan?

Di dunia keuangan, premi risiko default adalah jumlah yang harus dibayar investor sebagai kompensasi untuk berinvestasi dalam sekuritas yang mungkin gagal memenuhi kewajiban pembayarannya. Ini ditentukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi semacam investasi bebas risiko dan tingkat pengembaliannya kepada investor. Tingkat ini dikurangi dari tingkat pengembalian rata-rata, untuk sekuritas dari jenis yang sama dengan yang sedang dipelajari, untuk menghasilkan premi risiko default. Investor yang juga ingin memasukkan volatilitas dalam perhitungan mereka mungkin juga ingin mengalikan premi risiko dengan beta, yang merupakan pengukuran volatilitas sekuritas dibandingkan dengan kelas aset lainnya.

Gagasan tentang premi risiko paling terasa ketika obligasi dibeli oleh investor. Seorang investor yang membeli obligasi umumnya berhak atas pembayaran bunga reguler serta pengembalian premi yang dibayarkan untuk obligasi tersebut. Pengembalian ini mungkin tidak terjadi, namun, jika beberapa bencana keuangan menimpa penerbit obligasi, yang dapat menyebabkan mereka mengingkari kewajiban pembayaran mereka. Karena risiko ini ada, investor biasanya meminta premi risiko default dibayar oleh penerbit sebagai cara untuk menyeimbangkan pengaturan.

Saat menentukan premi risiko default, ada dua tingkat persentase utama yang harus dipertimbangkan. Yang pertama adalah pengembalian bebas risiko, yang merupakan tingkat pengembalian rata-rata yang diperoleh dari investasi dengan sedikit risiko, seperti obligasi Treasury yang didukung dengan uang pemerintah. Selain itu, imbal hasil rata-rata, yaitu jumlah imbal hasil yang dapat diharapkan untuk investasi sejenis, juga harus ditentukan. Mengambil perbedaan antara dua tingkat ini menghasilkan premi risiko.

Sebagai contoh, bayangkan tingkat bebas risiko yang dipilih oleh investor yang membeli obligasi adalah tiga persen. Tingkat pengembalian rata-rata untuk jenis obligasi yang dibeli adalah 10 persen. Dalam hal ini, premi risiko default adalah 10 persen dikurangi tiga persen, atau tujuh persen. Ini berarti bahwa investor meminta tambahan tujuh persen pengembalian di atas tiga persen tingkat bebas risiko untuk mengkompensasi risiko gagal bayar.

Tentu saja, volatilitas keamanan tertentu juga dapat menjadi faktor dalam premi risiko default. Untuk alasan itu, investor dapat memasukkan beta dalam perhitungan mereka. Beta, yang didasarkan pada skala satu, mengukur seberapa banyak atau kurang volatilitas keamanan dibandingkan dengan yang lain di kelas yang sama. Melanjutkan contoh sebelumnya, bayangkan obligasi yang dibeli investor memiliki beta 1.2, artinya obligasi tersebut 20 persen lebih bergejolak daripada obligasi lain di kelasnya, sehingga meningkatkan risiko. Mengalikan beta 1.2 dengan tingkat tujuh persen yang ditentukan sebelumnya berarti bahwa premi risiko untuk obligasi itu melonjak menjadi 8.4.