Bagaimana Orang Tuna Rungu Berkomunikasi?

Ada berbagai teknik berbeda yang digunakan oleh penyandang tunanetra-rungu untuk berkomunikasi. Taktik mana yang digunakan seseorang akan bergantung pada berbagai faktor yang berbeda, termasuk berapa lama dia buta-tuli. Orang yang menjadi tuli pertama mungkin belajar bahasa isyarat, dan ketika mereka menjadi buta, mereka akan sering belajar variasi bahasa isyarat yang melibatkan sentuhan. Mereka yang pertama kali mengalami kebutaan mungkin mengandalkan teknologi braille, alat bantu dengar, atau sistem alfabet berbasis sentuhan. Ketika berhadapan dengan publik, penyandang tunanetra-rungu seringkali mengandalkan pemandu yang tahu bagaimana menafsirkan salah satu sistem bahasa khusus ini sebagai cara untuk berinteraksi dengan orang lain.

Salah satu teknik yang paling umum digunakan oleh penyandang tunanetra-rungu disebut alfabet manual. Saat menggunakan metode ini, satu orang menulis bentuk di tangan orang lain. Bentuknya mewakili huruf yang berbeda dan orang-orang dapat menulis bolak-balik satu sama lain. Salah satu keuntungan utama dari alfabet manual adalah betapa mudahnya menggunakannya. Tidak butuh waktu lama bagi orang untuk mempelajarinya, sehingga penyandang tunanetra-rungu dan kerabat mereka dapat dengan cepat beradaptasi untuk menggunakannya secara teratur.

Beberapa orang tuli dan buta mungkin mengandalkan perangkat teknologi untuk memfasilitasi komunikasi dengan orang lain. Biasanya, ini didasarkan pada braille, keyboard, dan semacam tampilan. Penyandang tunarungu dan tunanetra akan menulis dan menerima menggunakan braille sedangkan individu lainnya akan menulis dengan keyboard dan melihat layar untuk menerima pesan. Menurut sebagian besar standar, perangkat ini dianggap sangat mahal, dan banyak individu tunanetra-rungu tidak mampu membelinya.

Beberapa orang tuli dan buta memiliki setidaknya sebagian penggunaan di salah satu indera mereka yang cacat. Bila ini masalahnya, mereka umumnya akan mengandalkan teknik komunikasi yang dimungkinkan melalui pengertian sebagian fungsional. Jadi misalnya, orang tuli penuh dengan kebutaan sebagian mungkin akan mengandalkan bahasa isyarat. Dia mungkin harus lebih dekat dengan individu menggunakan tanda-tanda untuk melihat apa yang dikatakan, tetapi mungkin memungkinkan dia untuk berkomunikasi lebih mudah daripada beradaptasi dengan sistem bahasa baru.

Di banyak negara, organisasi menyediakan panduan untuk membantu penyandang tunanetra-rungu, dan dalam beberapa kasus, ini mungkin disediakan oleh pemerintah. Jika hal ini memungkinkan, penyandang tunanetra-rungu akan sering membuat pengaturan khusus untuk menjadwalkan tugas selama waktu yang dihabiskan bersama pemandu. Saat berada di depan umum, pemandu pada dasarnya akan berfungsi sebagai penerjemah bagi penyandang tunanetra-rungu.