Bagaimana Kain Batik Dibuat?

Kain batik dibuat dengan teknik tahan lilin, di mana lilin dioleskan ke kain sebelum dicelup untuk membatasi area yang bisa ditembus pewarna. Untuk membuat kain warna-warni, beberapa aplikasi lilin dan pewarna dapat digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara kain batik modern yang diproduksi secara massal sering dibuat dengan bantuan perangko dan printer, batik tradisional yang dibuat dengan pola gambar tangan masih tersedia, dan dikenal sebagai batik tulis.

Teknik tahan lilin tampaknya sudah kuno. Kain yang diproduksi menggunakan metode ini telah ditemukan di daerah seperti Mesir dan Cina, dan beberapa spesimen sudah sangat tua, sedangkan dokumentasi prosesnya bahkan lebih tua. Batik, yang paling erat hubungannya dengan Indonesia, menjadi sangat luas setelah abad ke-18. Banyak negara Asia lainnya termasuk Thailand dan Malaysia juga memproduksi kain batik.

Untuk batik tulis tradisional, pengrajin menggunakan stylus yang dikenal sebagai canting. Ini termasuk jarum yang melekat pada reservoir kecil untuk lilin hangat, dengan pegangan kayu. Jarum secara berkala dicelupkan ke dalam panci besar berisi lilin panas, dan tergantung pada seberapa lebar bukaannya, jarum ini dapat digunakan untuk menggambar apa pun mulai dari garis tebal hingga titik-titik yang sangat kecil. Kain biasanya perlu disiapkan sebelumnya untuk menghilangkan bahan kimia yang tersisa dari pemrosesan, dan kapas dan sutra lebih disukai, karena bahan ini menyerap pewarna dengan baik.

Teknik produksi kain batik daerah dapat menggabungkan berbagai warna, mulai dari cokelat muram dan krem ​​hingga warna yang lebih cerah. Polanya juga tradisional, dan secara historis membawa makna penting. Beberapa cetakan dicadangkan untuk kelas sosial tertentu dan di daerah di mana Islam menjadi dominan, pola kain batik biasanya abstrak atau mengandung bunga, sesuai dengan larangan menggambarkan tokoh hidup dalam seni.

Untuk produksi massal, perangko dan alat cetak dapat digunakan untuk mengaplikasikan lilin, dan beberapa produsen tidak menggunakan teknik penahan lilin, lebih memilih metode lain untuk menghasilkan pola batik cap. Kain batik yang diproduksi secara tradisional bisa sangat mahal, karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuatnya, terutama untuk kain yang difinishing dengan emas. Beberapa contoh kain tradisional yang sangat bagus dapat dilihat dipajang di museum dan terkadang digunakan pada acara budaya seperti peragaan tarian tradisional. Penari mungkin dengan senang hati berbagi informasi tentang asal usul pakaian mereka dan dapat memberikan detail lebih lanjut tentang pola kain dan artinya.