Bagaimana Jalanan Rwanda Tetap Bersih?

Kengerian genosida tahun 1994 mungkin masih melekat di benak kebanyakan orang ketika mereka memikirkan negara Afrika Rwanda, tetapi seperempat abad kemudian, negara yang sekarang damai itu melakukan yang terbaik untuk menghadirkan citra baru kepada dunia. : kebersihan. Itulah mengapa pada suatu Sabtu pagi setiap bulan, Anda akan melihat seluruh penduduk bekerja berdampingan di jalanan, memungut sampah dan merapikan seluruh kota. Mobil tetap tidak bergerak, bisnis tutup, dan polisi mengawasi sepatu. Dikenal sebagai Umuganda, yang berarti “bersama-sama dalam tujuan yang sama”, upaya nasional ini memiliki hasil yang mencengangkan, dengan Rwanda bersinar sebagai contoh cemerlang tentang apa yang dapat dilakukan ketika orang-orang bekerja sama. Layanan masyarakat wajib untuk setiap orang Rwanda yang berbadan sehat dari usia 18 hingga 65 tahun ini tidak dimaafkan oleh semua orang, dan beberapa melihatnya sebagai bentuk represi. Namun, tidak dapat disangkal hasilnya, karena ekonomi membaik dan ikatan warga, membuat Rwanda menonjol sebagai salah satu negara Afrika teraman. Ibukotanya, Kigali, sering dipuji sebagai kota terbersih di benua itu. Kenyataannya, pekerjaan ini sangat berhasil sehingga seringkali tidak ada cukup sampah untuk membuat orang sibuk, sehingga mereka beralih ke proyek komunitas lainnya, seperti menanam sayuran di kebun komunitas dan memperbaiki jalan dan rumah.

Mengevaluasi kembali Rwanda:

Rwanda memiliki persentase tertinggi anggota parlemen perempuan dari negara manapun, sekitar 64 persen.
Pada tahun 2007, Rwanda menjadi negara pertama di dunia yang melarang kantong plastik.
Rwanda disebut “Negeri Seribu Bukit,” karena sebagian besar terdiri dari perbukitan berumput — dan lima gunung berapi.