Epidemiologi malaria adalah keseluruhan faktor penyumbang yang, jika dilihat secara keseluruhan, menentukan keberadaan penyakit mematikan ini. Pengobatan untuk infeksi malaria tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya, serta kesehatan individu secara keseluruhan. Epidemiologi malaria sedemikian rupa sehingga komplikasi dapat mencakup gangguan pernapasan, pembengkakan otak dan kegagalan organ yang meluas.
Malaria pada dasarnya adalah penyakit parasit yang paling sering ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Di daerah tropis dan subtropis, sifat malaria yang ada di mana-mana memerlukan tindakan proaktif untuk mengekang infestasi nyamuk dan mencegah penularan infeksi. Peran nyamuk dalam siklus hidup malaria sangat penting untuk epidemiologi malaria.
Ketika nyamuk menggigit manusia dengan infeksi malaria aktif, nyamuk menjadi pembawa yang akan mengirimkan jejak darah yang mengandung parasit ke manusia berikutnya yang digigitnya. Setelah darah yang tercemar memasuki aliran darah seseorang, darah itu mungkin tidak aktif atau tetap aktif dan menetap di sel darah merah. Jika parasit tidak aktif, individu yang terinfeksi dapat tetap asimtomatik selama bertahun-tahun, yang berarti dia tidak menunjukkan tanda atau gejala yang terlihat.
Karena epidemiologi malaria, satu-satunya metode untuk mendeteksi adanya infeksi adalah dengan melakukan tes darah. Hasil dari pengambilan darah tidak hanya akan mengkonfirmasi atau mengabaikan keberadaan malaria, tetapi juga akan memastikan jenis dan tingkat infeksi. Jenis panel darah yang dilakukan akan menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes, yang mungkin kurang dari satu jam hingga beberapa hari.
Gejala yang paling menonjol terkait dengan epidemiologi malaria adalah demam tinggi, keringat berlebihan dan diare. Individu juga biasanya akan menunjukkan tanda-tanda seperti flu, termasuk sakit kepala terus-menerus, menggigil dan malaise. Presentasi infeksi malaria yang parah seringkali memerlukan tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi, seperti dehidrasi.
Individu dengan kekebalan yang terganggu, anak kecil dan wanita hamil dianggap memiliki risiko terbesar untuk mengalami presentasi infeksi malaria yang parah. Mereka yang bepergian secara ekstensif, terutama ke daerah yang dikenal sebagai titik panas malaria, sering kali diinstruksikan untuk mengambil tindakan proaktif untuk meminimalkan risiko pajanan dan infeksi. Karena malaria dapat ditularkan secara kongenital, wanita hamil yang bepergian ke daerah dengan infeksi yang diketahui dianjurkan untuk sangat berhati-hati dan minum obat pencegahan sesuai petunjuk.
Pengobatan untuk infeksi malaria sepenuhnya tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Perawatan yang paling umum melibatkan pemberian obat antimalaria, seperti kina sulfat dan klorokuin. Tes darah sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat karena beberapa parasit menunjukkan resistensi terhadap obat antimalaria tradisional.