Bagaimana Dokter Mendiagnosis Apendisitis?

Apendisitis merupakan salah satu kedaruratan medis yang memerlukan penanganan segera. Dokter biasanya mendiagnosis radang usus buntu setelah melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, bersama dengan tes laboratorium dan pencitraan. Setelah para dokter relatif yakin bahwa seorang pasien menderita radang usus buntu, ia sering dilarikan ke operasi untuk mengangkat daerah yang terinfeksi.

Setelah pasien mulai mengalami tanda-tanda radang usus buntu, dokter menyarankan agar ia mencari perhatian medis sesegera mungkin. Nyeri seringkali merupakan salah satu tanda paling umum dari radang usus buntu. Rasa sakit ini biasanya cukup parah dan dimulai di sekitar bagian tengah perut, sebelum berkembang ke sisi kanan bawah. Mual, muntah, sembelit, dan demam adalah gejala umum lainnya dari radang usus buntu.

Langkah pertama ketika dokter mencoba mendiagnosis radang usus buntu biasanya adalah pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan ini, dokter akan sering merasakan area perut yang nyeri atau bengkak. Selain menekan di sisi kanan, memberikan tekanan ke sisi kiri perut juga dapat menyebabkan rasa sakit di sisi kanan pada pasien dengan radang usus buntu.

Saat mencoba mendiagnosis radang usus buntu, dokter juga akan mencari sesuatu yang disebut tanda obturator. Nyeri di sisi kanan perut sering dirasakan ketika seseorang berbaring, menekuk lutut kanannya, dan menggerakkannya dari sisi ke sisi. Rasa sakit ini terjadi karena otot obturator kanan naik ke perut seseorang, dan berada di dekat usus buntu.

Sampel darah dan urin juga dapat diambil ketika dokter mencoba mendiagnosis radang usus buntu. Sampel darah mungkin menunjukkan tanda-tanda infeksi tertentu, seperti peningkatan sel darah putih. Sampel urin terkadang digunakan untuk memastikan bahwa gejalanya bukan karena kondisi medis lain.

Tes pencitraan juga biasa digunakan ketika mencoba mendiagnosis radang usus buntu. Computed tomography (CT) scan adalah pemindaian yang paling umum digunakan saat mendiagnosis apendisitis. Namun, jika seorang wanita hamil, dokter biasanya akan menggunakan ultrasound untuk menghasilkan gambar internal, karena CT scan menggunakan radiasi yang dapat membahayakan janin.
Karena usus buntu yang meradang dapat pecah dalam beberapa hari setelah gejala pertama muncul, pengobatan biasanya diperlukan sesegera mungkin untuk menghindari kemungkinan infeksi fatal yang dikenal sebagai peritonitis. Operasi usus buntu, atau operasi pengangkatan usus buntu yang terinfeksi, biasanya merupakan pengobatan yang direkomendasikan untuk radang usus buntu. Jika seseorang tidak dapat menjalani operasi, antibiotik dapat membersihkan infeksi.