Laba adalah istilah akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan dana yang tersisa dari operasi bisnis setelah biaya dikurangi. Keuntungan ini dihitung melalui proses yang dikenal sebagai analisis keuntungan, yang merupakan perhitungan sederhana dari pendapatan dikurangi biaya. Analisis ini memperhitungkan penggajian, inventaris, dan biaya operasional lainnya untuk menentukan laba perusahaan yang sebenarnya.
Sebuah perusahaan biasanya dikenakan pajak atas keuntungan yang dihasilkannya setiap tahun. Laba perusahaan ini merupakan sisa uang yang tersedia bagi pemilik atau pemegang saham koperasi. Keuntungan tahunan biasanya digunakan untuk pembayaran bonus kepada pemilik atau reinvestasi dalam bisnis. Jenis laba ini disebut sebagai laba ditahan perusahaan.
Ada beberapa jenis laba yang digunakan dalam akuntansi perusahaan. Beberapa contoh termasuk laba kotor, laba bersih, dan laba operasional. Setiap jenis laba memiliki algoritme khusus yang dirancang untuk menghitung area tertentu dari laba perusahaan.
Laba kotor adalah laba mentah yang dihasilkan perusahaan sebelum pajak dan biaya overhead. Ini adalah total pendapatan atau penjualan suatu organisasi dikurangi biaya untuk menjual barang yang dihasilkannya. Laba kotor ini digunakan untuk menentukan berapa banyak laba yang dihasilkan dari produk atau jasa. Keuntungan ini belum termasuk biaya operasional menjalankan usaha.
Laba bersih adalah laba perusahaan yang sebenarnya setelah semua biaya. Ini termasuk pemotongan untuk overhead, gaji, ruang kantor, dan biaya infrastruktur termasuk telepon dan komputer. Laba bersih dianggap sebagai indikator sebenarnya untuk laba perusahaan, yang menentukan apakah suatu bisnis benar-benar menghasilkan uang. Jenis laba ini adalah laba sebelum pajak perusahaan.
Margin laba bersih dihitung dengan mengambil laba bersih setelah pajak, dibagi dengan pendapatan atau penjualan perusahaan. Angka yang dihitung ini mewakili tingkat marjinal yang dibuat perusahaan untuk setiap dolar AS yang dihasilkannya. Margin laba bersih merupakan hal mendasar dalam memproyeksikan berapa banyak uang yang dapat dihasilkan perusahaan ketika penjualan meningkat.
Banyak perusahaan menawarkan program bagi hasil. Program-program ini dirancang untuk berbagi keuntungan organisasi dengan karyawan. Ini adalah program insentif yang biasanya diberikan selain gaji dan bonus. Program bagi hasil dapat menjadi metode yang baik untuk meningkatkan produktivitas dari karyawan karena mereka dihargai atas keberhasilan perusahaan.
Beberapa perusahaan dianggap nirlaba atau nirlaba dalam bisnis. Perusahaan-perusahaan ini termasuk amal, organisasi keagamaan, atau asosiasi sukarelawan publik. Sebuah perusahaan yang nirlaba diharuskan untuk mengembalikan keuntungannya setelah pengeluaran ke dalam organisasi. Laba bersih ini tidak boleh dibayarkan kepada pemilik perusahaan.