Bagaimana Cara Memilih Strategi Modal Kerja Terbaik?

Strategi modal kerja adalah rencana yang berkaitan dengan arus kas masa depan untuk aktivitas bisnis. Pemilik dan manajer bisnis biasanya merencanakan strategi ini untuk kebutuhan jangka pendek dan tujuan atau sasaran jangka panjang. Rencana ini juga dapat menggunakan anggaran secara ekstensif, yang membantu perusahaan mengendalikan pengeluaran dan membatasi atau melarang situasi arus kas negatif di masa depan. Memilih strategi modal kerja terbaik tergantung pada jenis bisnis, siklus modal kerja, kemampuan manajemen, dan faktor ekonomi eksternal.

Pemilik dan manajer bisnis biasanya menggunakan rumus dasar untuk menghitung modal kerja. Rumus ini adalah aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Baik aset lancar maupun kewajiban lancar biasanya digunakan dalam 12 bulan atau kurang, menjadikannya penting untuk mengukur modal kerja. Aset lancar dan kewajiban lancar masing-masing meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan, surat berharga jangka pendek dan utang usaha serta pinjaman jangka pendek.

Bisnis biasanya memerlukan berbagai jenis strategi modal kerja. Misalnya, toko ritel membutuhkan modal kerja yang kuat karena mereka harus memiliki cukup uang tunai untuk secara konsisten mengisi kembali produk persediaan. Dealer mobil biasanya tidak memiliki modal kerja dalam jumlah besar karena mereka menggunakan denah lantai untuk menghasilkan pembiayaan jangka panjang untuk inventaris kendaraan mereka. Perusahaan yang membutuhkan arus kas konstan akan berusaha membatasi kewajiban lancar, yang seringkali membutuhkan pembayaran tunai untuk aset lancar daripada kredit perdagangan atau jalur jangka pendek.

Siklus modal kerja membantu pemilik bisnis dan manajer menentukan seberapa baik perusahaan mereka menghasilkan arus kas, yang merupakan bagian penting dari strategi modal kerja karena uang tunai adalah barang yang paling sepadan dari aset lancar. Persediaan, piutang, dan hutang dagang secara langsung mempengaruhi modal kerja. Perusahaan yang menagih atau memiliki piutang yang lebih rendah, memperoleh periode yang lebih lama untuk membayar vendor untuk barang dan jasa atau menjual persediaan lebih cepat dapat meningkatkan arus kas dan modal kerja mereka. Hal sebaliknya akan terjadi jika perusahaan tidak dapat memperoleh manfaat dari item tersebut, sehingga modal kerja menjadi lebih rendah.

Faktor ekonomi — biasanya di luar kendali perusahaan — juga dapat memengaruhi strategi modal kerja. Kebijakan moneter yang ketat, kredit bisnis yang tidak tersedia, atau pendapatan konsumen yang rendah dapat memfokuskan perusahaan untuk menerapkan strategi yang mempertahankan modal kerja, daripada menginvestasikan aset ini ke dalam bisnis. Di bawah kondisi ekonomi yang buruk ini, pemilik dan manajer bisnis akan berusaha untuk menurunkan hutang usaha dan menghindari peningkatan saldo pada batas kredit perusahaan. Menghindari pembelian inventaris atau penjualan akun yang berlebihan juga dapat membantu perusahaan mempertahankan kas dan meningkatkan posisi modal kerja mereka. Arus kas bisa lebih penting daripada menghasilkan pendapatan selama krisis ekonomi.