Bagaimana Cara Membaca Label Kosmetik?

Langkah pertama dalam membaca label kosmetik adalah mengenali dan mengevaluasi daftar komposisinya. Untuk memahami bahan apa yang terkandung dalam suatu produk, Anda dapat merujuk ke daftar International Nomenclature of Cosmetic Facilities (INCI). Label kosmetik juga harus berisi deskripsi produk yang menguraikan informasi spesifik, termasuk apa produk itu dan bagaimana penggunaannya. Langkah Anda selanjutnya adalah memahami istilah khusus, seperti “alami” dan “bebas kekejaman”, yang biasanya diiklankan pada label kosmetik. Terakhir, Anda harus memeriksa tanggal kedaluwarsa produk dan mencatat persyaratan penyimpanan khusus.

Saat memberi label kosmetik, produsen diharuskan mencantumkan setiap bahan yang terkandung dalam produk. Masing-masing bahan ini terdaftar dalam urutan menurun dalam hal volume. Pabrikan juga diharuskan mencantumkan bahan berdasarkan nama ilmiahnya, sebagaimana ditentukan dalam daftar INCI. Meskipun beberapa bahan seperti wewangian dapat dicantumkan secara luas. Misalnya, produsen mungkin memilih untuk mengidentifikasi wewangian hanya sebagai “wewangian”, yang tidak memberikan zat spesifik yang digunakan.

Karena sebagian besar bahan dicantumkan dengan nama ilmiahnya, beberapa di antaranya sulit dipahami. Untuk membantu konsumen memahami formulasi kosmetik mereka, produsen diperbolehkan untuk menempatkan bahan-bahan penting dalam tanda kurung di sebelah nama ilmiah mereka. Misalnya, Shea butter akan terdaftar sebagai Butyrospermum parkii (Shea butter). Jika Anda tidak mengenali suatu bahan, Anda dapat membedakan identitasnya dengan melihat daftar INCI. Bahan juga dapat diidentifikasi dengan tempatnya dalam daftar bahan atau dengan mengenali karakteristik tertentu.

Bahan asing yang terletak di akhir daftar mungkin merupakan pengawet. Pengawet umum termasuk Triclosan, Triclocarban, Methylisothiazolinone dan Triethanolamine (TEA). Bahan yang mengandung kata “paraben” juga merupakan pengawet. Kosmetik alami atau aman biasanya bebas dari bahan-bahan ini.

Surfaktan, sabun dan bahan pelumas biasanya ditemukan di tengah daftar bahan. Bahan-bahan ini biasanya dimulai dengan huruf “pasak” atau mengandung “-eth” di tengah namanya. Salah satu contoh surfaktan yang umum digunakan adalah sodium laureth sulfate.

Bahan yang mengandung huruf “D&C” dan “FD&C” adalah pewarna sintetis. Bahan-bahan ini juga biasanya terdaftar di tengah daftar. Karena pewarna ini sintetis, mereka biasanya tidak termasuk dalam kosmetik alami atau mineral.

Selain bahan, produsen wajib mencantumkan deskripsi produk pada label kosmetiknya. Deskripsi produk harus mencantumkan nama produsen, nama produk, dan berat atau volume produk. Itu juga harus menjelaskan produk, petunjuk penggunaan, dan kemungkinan bahaya. Produsen diperbolehkan untuk membuat daftar manfaat, tetapi tidak boleh membuat klaim yang belum terbukti mengenai efektivitas produk mereka.

Dalam deskripsi produk atau di tempat lain pada label, produsen sering menggunakan istilah khusus untuk menarik perhatian pada produk mereka. Misalnya, suatu produk mungkin mengklaim bebas dari kekejaman, bebas alkohol, hipoalergenik, atau alami. Banyak jenis riasan juga mengklaim mengandung mineral atau noncomedogenic, yang berarti produk tidak akan menyumbat pori-pori. Sementara banyak dari istilah-istilah ini cukup jelas, kadang-kadang bisa sedikit menyesatkan.

Misalnya, produk yang diklaim alami atau mengandung mineral belum tentu bebas dari bahan buatan. Istilah ini sering digunakan untuk memberi tahu konsumen bahwa suatu produk mengandung bahan alami, bukan berarti produk tersebut bebas dari bahan sintetis. Jadi sementara Anda mungkin berpikir Anda membeli kosmetik desainer 100% alami, Anda tidak dapat mengetahui dengan pasti kecuali Anda membaca daftar bahan.

Item terakhir yang harus dilihat pada label kosmetik adalah tanggal kedaluwarsa. Di suatu tempat pada label, produsen akan mencantumkan tanggal penggunaan produk yang terbaik. Mereka juga akan mencantumkan instruksi penyimpanan khusus. Banyak jenis kosmetik yang kedaluwarsa lebih cepat dalam kondisi panas dan lembap. Kegagalan untuk mematuhi instruksi penyimpanan tertentu dapat menyebabkan kontaminasi dan membuat produk tertentu tidak dapat digunakan.