Bagaimana Caesar Dibunuh?

Gaius Julius Caesar (100 – 44 SM), yang dikenal sebagai Julius Caesar atau hanya Caesar, adalah seorang pemimpin militer dan politik di Roma kuno yang akhirnya menyatakan dirinya diktator seumur hidup (dictator perpetus). Dia menghabiskan banyak waktu berkeliling dalam kampanye militer, tetapi popularitasnya di antara banyak orang Romawi dan konfliknya dengan Senat membuatnya menjadi sejumlah musuh di rumah. Caesar ditikam sampai mati di ruang Senat oleh sekelompok kecil bangsawan.

Caesar adalah salah satu tokoh paling terkenal dan paling penting dalam sejarah dunia, dan terutama dalam sejarah kuno. Di Roma, ia terkenal karena menaklukkan Gaul (Prancis modern), yang memperluas Kekaisaran Romawi ke Samudra Atlantik, dan memimpin invasi Romawi pertama ke Inggris pada 55 SM.

Dia sangat dicintai oleh rakyat jelata sebagai pemimpin militer dan politik di Republik Romawi. Setelah ia menjadi terkenal sebagai seorang jenderal, Caesar mengambil alih kekuasaan politik dalam tiga serangkai dengan Marcus Licinius Crassus dan Gnaeus Pompeius Magnus. Menjadi tradisi politik populares (populis), ia tidak menekankan peran Senat demi majelis rakyat rakyat biasa. Hal ini menyebabkan berbagai masalah dengan Senat.

Ketika tiga serangkai runtuh, itu menyebabkan krisis politik. Caesar memulihkan ketertiban, dan membangun dominasinya sendiri, dengan berbaris di Roma dengan pasukannya. Setelah memenangkan beberapa pertempuran dalam perang saudara Romawi, ia memantapkan dirinya sebagai diktator seumur hidup, yang sangat tidak disukai Senat.

Ketika Caesar memperoleh lebih banyak popularitas dan kekuasaan, beberapa senator mulai merencanakan pembunuhannya. Setelah banyak memikirkan strategi potensial, termasuk kemungkinan membunuhnya saat berada di jalur favoritnya, para senator memutuskan untuk menikamnya tepat di tengah-tengah ruang Senat selama rapat. Setelah pembunuhan itu, para senator tumpah ruah ke jalan-jalan dengan gembira. Pembunuhan itu terjadi pada apa yang disebut Ides of March, hari ke-15 setiap bulan.

Banyak orang Romawi marah karena sekelompok kecil bangsawan telah membunuh pahlawan mereka, dan opini populer berbalik menentang Senat. Anak angkat Caesar, Oktavianus, menjadi fokus dukungan rakyat dalam perang saudara berikutnya. Setelah berakhirnya perang, Oktavianus mengambil alih kekuasaan sebagai diktator, mengakhiri Republik Romawi selama berabad-abad dan menggantikannya dengan Kekaisaran Romawi monarki.
Dua tahun setelah kematiannya, Caesar didewakan dalam sebuah upacara, dan secara resmi ditambahkan ke jajaran dewa Romawi.