Bagaimana Akuntabilitas Nirlaba Dipastikan?

Akuntabilitas nirlaba dipastikan melalui berbagai cara wajib dan sukarela. Pemerintah mungkin mengharuskan dokumentasi tertentu tersedia untuk umum, dan banyak organisasi nirlaba memilih untuk membuat informasi tambahan dapat diakses. Penyandang dana sering kali meminta bukti bahwa uang mereka telah dibelanjakan sebagaimana yang mereka maksudkan. Kedua tujuan tersebut didukung oleh dorongan budaya transparansi di sektor nirlaba. Misalnya, di Amerika Serikat, banyak lembaga nirlaba memilih untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan untuk perusahaan publik dalam American Competitiveness and Corporate Accountability Act of 2002, juga disebut Sarbanes-Oxley Act.

Ketika orang berbicara tentang akuntabilitas nirlaba, mereka sering kali mengartikan akuntabilitas keuangan secara spesifik. Pengecualian pajak nirlaba adalah salah satu cara utama organisasi nirlaba menghemat uang, dan banyak pemerintah mengharuskan dokumentasi status ini tersedia untuk inspeksi publik. Tergantung di mana organisasi nirlaba berada, hal yang sama mungkin berlaku untuk pengembalian pajak tahunan dan dokumen keuangan lainnya seperti audit.

Integritas audit adalah ukuran lain akuntabilitas nirlaba. Audit luar memastikan tingkat akuntabilitas tertinggi, tetapi mungkin tidak diwajibkan oleh hukum. Banyak lembaga nirlaba, bagaimanapun, melakukan audit internal sebagai cara untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka bertanggung jawab atas status keuangan mereka. Organisasi nirlaba yang mengikuti peraturan Sarbanes-Oxley Act memastikan bahwa auditor internal adalah anggota Dewan Direksi organisasi, memiliki kompetensi keuangan, dan tidak diberi kompensasi atas jasa mereka. Organisasi nirlaba juga merotasi tim audit mereka setiap lima tahun dan menghindari memberikan pinjaman kepada pejabat eksekutif mereka.

Akuntabilitas nirlaba juga lebih dari sekadar menunjukkan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk penyediaan layanan dan pengeluaran lain untuk menjaga integritas misi organisasi. Banyak organisasi nirlaba mengumpulkan dan mempublikasikan data tentang sifat dan dampak pekerjaan mereka. Ini meyakinkan para donor tidak hanya bahwa uang mereka digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan, tetapi juga bahwa organisasi nirlaba menghasilkan hasil yang positif dan nyata. Permohonan dana yang jujur ​​dan akurat juga menunjukkan akuntabilitas lembaga nirlaba.

Indikator akuntabilitas nonprofit lainnya adalah adanya kode etik, kebijakan konflik kepentingan, dan kebijakan kerahasiaan yang kuat di organisasi yang bersangkutan. Ketanggapan terhadap pertanyaan atau masalah juga merupakan ukuran akuntabilitas. Ini berlaku baik untuk respons “ke atas” terhadap penyandang dana dan badan pengatur dan respons “ke bawah” terhadap klien dan komunitas yang dilayani oleh organisasi nirlaba tertentu.