Pada tahun 1924, pemimpin politik Rusia yang dihormati Vladimir Lenin meninggal, seolah-olah dari efek beberapa pukulan besar. Sebuah protes publik untuk pelestarian mayat Lenin mendorong pemerintah Bolshevik untuk membuat sebuah makam yang cocok untuk tampilan publik. Ketika para arsitek bergegas untuk menyelesaikan mausoleum itu sendiri, beberapa spesialis bekerja di bawah kondisi rahasia untuk membalsem tubuh. Hasil pekerjaan mereka dikatakan sebagai salah satu contoh pelestarian terbaik yang pernah dilakukan pada tubuh manusia.
Jenazah Lenin dipamerkan di depan umum pada tahun 1925, di sebuah mausoleum yang cukup kecil namun megah yang terletak di Lapangan Merah, halaman umum di luar Kremlin di Moskow. Ribuan orang Rusia berduyun-duyun melewati mausoleum untuk melihat sekilas mayat itu saat terbaring. Di bawah pemerintahan Komunis, pengunjung mausoleum Lenin berada di bawah pengawasan terus-menerus oleh penjaga bersenjata. Tanda-tanda tidak hormat atau perilaku yang tidak pantas saat berada di hadapan tubuh Lenin tidak akan ditoleransi.
Selama Perang Dunia II, mayat yang diawetkan dipindahkan dari Lapangan Merah untuk diamankan, tetapi dikembalikan dalam beberapa tahun. Untuk waktu yang singkat di pertengahan 1950-an, tubuh Josef Stalin yang kurang terawat juga ditempatkan di mausoleum. Ini mungkin dilihat sebagai lelucon kejam bagi para pendukung Lenin, karena Lenin telah mencoba untuk menyingkirkan Stalin dari kekuasaan sedini tahun 1922. Tubuh Stalin kemudian dipindahkan dari mausoleum Lenin dan dikremasi di tempat lain.
Sejak jatuhnya komunisme pada tahun 1989, beberapa pihak mempertanyakan perlunya menjaga jenazah Lenin sebagai simbol sistem represif. Banyak orang tua Rusia dan turis masih mengunjungi jenazah sebagai bagian dari ziarah yang lebih besar ke Kremlin dan Lapangan Merah, tetapi jam berkunjung telah dibatasi dalam beberapa tahun terakhir. Mayat Lenin dikeluarkan secara berkala untuk diperiksa dan diperbaiki, dan beberapa pengunjung mencatat kualitas seperti lilin pada bagian-bagiannya yang terlihat, terutama kepala dan tangannya. Ini bisa menunjukkan bahwa mayat yang sebenarnya telah diganti dengan patung lilin, atau pembalsem telah membuat sejumlah penyesuaian signifikan pada tubuh aslinya.
Jenazah Lenin memang masih dipajang di mausoleumnya di Lapangan Merah, dan para pengunjung masih berdatangan pada jam-jam berkunjung. Apakah mereka melihat tubuh Vladimir Lenin yang sebenarnya atau pengganti lilin masih diperdebatkan, meskipun teknik pengawetan yang digunakan untuk menstabilkannya juga telah digunakan untuk mengawetkan tubuh para pemimpin Komunis lainnya seperti Mao Zedong dari China dan Kim. Il Sung dari Korea Utara.