Apakah Maskapai Masih Menggunakan Tiket Kertas?

Sejak 31 Mei 2008, International Air Transport Association (IATA), yang mewakili 230 maskapai penerbangan di seluruh dunia, dan 93% dari lalu lintas udara internasional terjadwal, tidak lagi menerbitkan tiket kertas. Motivasi utama di balik scrapping tiket kertas adalah untuk memotong biaya dan meningkatkan efisiensi. Meskipun tidak setiap maskapai penerbangan di seluruh dunia tunduk pada aturan IATA, sebagian besar adalah, dan tiket kertas sekarang hampir usang.

Industri penerbangan memperkirakan akan mengurangi biaya sebesar tiga miliar dolar AS di seluruh dunia dengan menghilangkan tiket kertas. Sebab, kertas untuk mencetak tiket harus diserahkan secara fisik, dan peralatan yang digunakan untuk mencetak harus dirawat. Biaya penerbitan tiket akan berkurang dari sepuluh dolar AS menjadi satu, dan 50,000 pohon akan diselamatkan, menurut industri.

Ada kepercayaan umum bahwa maskapai penerbangan di negara berkembang adalah yang terakhir beralih ke tiket elektronik, tetapi ini tidak selalu terjadi. Beberapa maskapai penerbangan regional kecil, seperti Aerocondor di Peru dan Kingfisher Air di India tidak menggunakan kertas sebelum raksasa industri seperti Virgin Atlantic yang menerbitkan tiket ke beberapa tujuan internasional lintas operator.

Penghapusan tiket kertas akan mempersulit maskapai yang melayani lokasi terpencil di mana tidak ada komputer atau listrik. Dalam kasus ini, maskapai harus mencetak daftar penumpang di kantor pusatnya dan membawanya ke bandara terpencil, dan mengandalkan koneksi radio dan telepon untuk memverifikasi perubahan daftar.

Hanya karena IATA tidak lagi mengeluarkan tiket kertas bukan berarti orang tidak menggunakannya. Berdasarkan aturan IATA, pemegang tiket kertas memiliki waktu hingga satu tahun sejak tanggal penerbitan untuk menggunakan tiket mereka, dan satu tahun tambahan untuk melakukan perjalanan pulang. Ini berarti bahwa beberapa tiket kertas akan berlaku sampai dengan 31 Mei 2010.

Penting untuk diingat bahwa tiket pesawat tidak sama dengan boarding pass. Kepemilikan tiket pesawat, baik elektronik atau kertas, memungkinkan maskapai untuk mengeluarkan boarding pass, yang merupakan dokumen kertas. Boarding pass kemudian digunakan untuk melewati pemeriksaan keamanan, membayar bea atau biaya imigrasi atau bandara dan mengamankan kursi di pesawat.