Wilayah Manhattan di New York adalah salah satu tempat terpadat di dunia, tetapi bisa jadi lebih buruk. Faktanya, sudah. Seabad yang lalu, Manhattan siang dan malam sibuk dengan orang-orang yang menyebutnya rumah dan bekerja di sana. Saat ini, wilayah yang sibuk masih ramai dengan orang-orang dan aktivitas sepanjang hari, tetapi pada malam hari, eksodus terjadi. Tidak banyak orang yang sekarang tinggal di Manhattan seperti bekerja di sana, dan selama 100 tahun terakhir, populasinya telah turun hampir 25 persen. Itu mungkin mengejutkan, tetapi ketika Anda membandingkan kehidupan pada pergantian abad ke-20 dengan keadaan sekarang, alasan utamanya menjadi jelas: naiknya kereta bawah tanah dan harga rumah. Misalnya, pekerja pabrik dan keluarga mereka pernah tidak punya banyak pilihan selain mengepak rumah petak di Lower East Side Manhattan. Biayanya tidak terlalu mahal, dan mereka tidak benar-benar memiliki kesempatan — atau sarana transportasi — untuk pindah. Saat ini, hanya sedikit orang yang mampu membayar harga rumah yang terus meningkat di Manhattan, tetapi kebanyakan orang yang bekerja di Manhattan dapat naik kereta bawah tanah yang disubsidi sebagian dan mengakhiri hari dengan kembali ke rumah yang terjangkau di tempat lain.
Lebih lanjut tentang Manhattan:
Manhattan memiliki Jalan Utama, tetapi terletak di seberang Sungai Timur di Pulau Roosevelt, yang secara teknis merupakan bagian dari Manhattan.
Mengemudi sangat sulit di Manhattan, tetapi beberapa jalan kota diprogram untuk memungkinkan pengemudi yang melaju sekitar 28 mph (45 km/jam) untuk menabrak lampu hijau sepanjang jalan.
Pada tahun 1980, Empire State Building, yang merupakan rumah bagi lebih dari 150 bisnis, diberi kode posnya sendiri: 10118.