Apakah Lintah Masih Digunakan dalam Pengobatan Modern?

Pengobatan modern selalu membuat kemajuan, tetapi terkadang cara lama bisa kembali mengejutkan kita. Selama berabad-abad, lintah secara keliru digunakan untuk menyedot darah pasien karena diyakini bahwa penyakit disebabkan oleh kelebihannya. Teori itu salah, tetapi tidak sesalah seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia medis telah melihat kembali lintah dan menyadari bahwa kemampuan mereka untuk menghirup darah bisa berguna. Karena pengumpulan darah dapat menyebabkan pembengkakan dan komplikasi, dokter mulai menggunakan lintah untuk mengalirkan kelebihan itu dari pasien.

Dalam nada yang sama — tidak ada permainan kata-kata yang dimaksudkan — makhluk kecil menjijikkan lainnya telah menemukan peran di bidang medis: belatung. Belatung, yang merupakan larva lalat, suka makan di jaringan mati, tetapi mereka secara kebetulan menghindari jenis yang sehat. Itu membuat mereka ideal untuk membersihkan tubuh dari infeksi. “Mereka akan benar-benar melarutkan dan membasmi jaringan mati itu, membersihkan luka sehingga dapat terus sembuh,” kata Dr. Ronald Sherman, direktur BioTherapeutics, Education and Research Foundation di Irvine, California.

Sejauh ini, lintah dan belatung adalah satu-satunya perayap yang membantu untuk mendapatkan persetujuan medis, tetapi siapa yang tahu manfaat lain apa yang mungkin mengintai di antara makhluk kecil lainnya.
Lintah, belatung, dan lainnya:
Lintah tidak semuanya kecil: Lintah Amazon dapat tumbuh hingga 18 inci (46cm).
Di Sardinia, belatung digunakan untuk meningkatkan rasa dan tekstur keju Pecorino.
Racun dari lebah dan semut telah terbukti efektif dalam mengobati pembengkakan sendi penderita rheumatoid arthritis.