Produk antibakteri memang membantu mengendalikan infeksi bakteri, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa bakteri dapat membangun resistensi terhadap produk ini jika digunakan terlalu banyak atau digunakan secara tidak perlu. Banyak orang yang tertarik untuk menggunakannya karena kemampuannya membunuh kuman dan bakteri. Ketika produk-produk ini digunakan untuk mencegah bakteri yang tidak ada di rumah daripada membunuh apa yang sudah ada, ironisnya mereka dapat menciptakan lebih banyak bakteri daripada yang seharusnya dikurangi.
Beberapa bakteri mengandung gen yang secara inheren resisten terhadap antibiotik tertentu. Oleh karena itu, daripada menghancurkan bakteri, produk antibakteri bahkan dapat menyebabkan beberapa jenis bakteri meningkat. Bakteri lain memiliki sel yang dapat menghilangkan agen antibakteri dalam proses yang disebut pompa penghabisan. Sel menolak agen antibakteri dengan mengosongkannya dari dirinya sendiri.
Antibiotik dibuat untuk benar-benar membunuh bakteri, tetapi produk antibakteri hanya dimaksudkan untuk mencegah penyebarannya. Produk tersebut termasuk sabun, gel, dan pembersih serta pembersih rumah tangga. Masalah dengan menggunakan barang-barang ini untuk mencegah kuman yang tidak ada adalah bakteri dapat bermutasi untuk melawan bahan kimia antibakteri.
Selain itu, meskipun ada kuman dan sabun antibakteri digunakan untuk membunuhnya, kebanyakan orang tidak mencuci tangan cukup lama atau pada suhu yang dibutuhkan agar sabun bekerja secara efektif. Jumlah sabun yang tepat dan jumlah air yang tepat harus sering digunakan, dan produk rumahan jarang mempertimbangkan hal ini.
Triclosan adalah agen antibakteri utama yang ditemukan dalam produk antibakteri, dan penelitian telah menunjukkan bahwa itu tidak menghilangkan semua bakteri. Agen antibakteri seperti ini dapat membunuh bakteri terlemah sementara bakteri terkuat berkembang biak. Ini pada akhirnya dapat mengarah pada penciptaan “bug super” yang menjadi resisten terhadap produk yang seharusnya membunuh mereka.
Studi ilmiah telah menunjukkan setidaknya beberapa korelasi antara rumah yang “terlalu bersih” yang dibersihkan dengan produk antibakteri dan peningkatan alergi pada anak-anak. Studi-studi ini menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan agen antibakteri dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dan bila digunakan pada kulit terlalu sering, mereka bahkan dapat menyebabkan lebih banyak kasus beberapa penyakit kulit. Beberapa ahli kulit menunjukkan bahwa terlalu banyak sabun antibakteri dapat mengeringkan kulit, dan kulit kering sering menyebabkan kerentanan terhadap luka terbuka. Luka terbuka membuat kulit rentan terhadap bakteri. Jika sabun biasa, bukan antibakteri, digunakan, masalahnya mungkin bisa dihindari.