Edwin Booth tumbuh dalam keluarga thespians, dan pada pertengahan abad ke-19 menjadi salah satu aktor Shakespeare paling terkenal di Amerika Serikat dan Eropa. Dia sangat dihormati karena penggambarannya tentang Hamlet, dan pada tahun 1869 dia membuka Booth’s Theatre di Manhattan. Suatu malam di tahun 1864 (meskipun tanggal sebenarnya tidak diketahui), Booth berada di peron kereta api di Jersey City, NJ, bersama dengan sekelompok besar pelancong yang mencoba mengamankan tempat tidur mobil yang sedang tidur dari seorang kondektur. Menekan salah satu mobil, menunggu untuk membeli tiket, adalah seorang pemuda yang kemudian diidentifikasi sebagai Robert Todd Lincoln. Booth melihat Lincoln kehilangan pijakan dan jatuh di antara mobil dan platform. Booth mencengkeram kerah mantel pria yang lebih muda dan menariknya ke tempat yang aman, menyelamatkannya dari cedera serius atau kematian. Anekdot heroik itu akan menjadi catatan kaki sejarah yang tidak berarti jika bukan karena ironi tragis dari apa yang terjadi kurang dari setahun kemudian. Pada April 1865, adik Edwin, John Wilkes Booth, menembak dan membunuh ayah Robert, Presiden Abraham Lincoln, di Teater Ford di Washington, DC
Dua keluarga terkait dalam sejarah:
Edwin Booth tidak tahu nama pria yang dia selamatkan di peron sampai bertahun-tahun kemudian. Robert Lincoln mengingat kejadian itu dalam sebuah surat tahun 1909 kepada Richard Watson Gilder, editor The Century Magazine.
Edwin adalah pendukung Presiden Lincoln, tetapi saudaranya, John, adalah seorang separatis yang fanatik. Lincoln ditembak di kepala saat menonton drama Our American Cousin.
Setelah pembunuhan itu, kekejaman memaksa Edwin Booth untuk membatasi pekerjaan panggungnya selama beberapa bulan. Dia tidak mengakui saudaranya yang membunuh, bahkan menolak untuk menyebut namanya.