Apakah Debu Kapur Berbahaya?

Ada dua masalah terpisah yang terkubur dalam pertanyaan tentang keamanan debu kapur. Di satu sisi, bahan utama debu ini dianggap tidak beracun, yang berarti tidak menimbulkan ancaman saat tertelan. Dalam arti lain, bahan ini dapat dan memang terakumulasi dalam sistem pernapasan manusia, yang berarti dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang karena paparan yang berlebihan. Singkatnya, menelan sepotong kapur papan tulis putih tidak akan membunuh seseorang, tetapi menghirup debu selama beberapa tahun dapat membuat atau memicu masalah pernapasan.

Debu kapur adalah produk sampingan alami dari penggunaan krayon kapur di papan tulis. Saat kapur digoreskan pada permukaan papan yang kasar, partikel-partikelnya akan terlempar ke udara sekitar. Sebagian dari debu ini mengendap di tanah atau berventilasi di luar, tetapi sebagian besar jatuh ke pakaian, furnitur, peralatan elektronik, dan rak. Guru dan siswa juga menghirup sebagian, yang biasanya terperangkap di lapisan lendir tenggorokan dan paru-paru bagian atas.

Sejumlah kecil debu yang terhirup tidak dianggap berbahaya. Mereka yang memiliki sistem pernapasan yang sehat dapat mengeluarkannya melalui batuk, dan bahan yang tersisa harus diserap dengan aman ke dalam tubuh. Namun, bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan kronis seperti asma, paparan dapat memicu reaksi. Faktanya, banyak sistem sekolah sangat mendesak guru untuk memindahkan siswa dengan masalah pernapasan jauh dari area papan tulis. Papan tulis, nampan, dan penghapus yang dipenuhi debu juga harus dibersihkan secara teratur.

Kapur standar untuk penggunaan di kelas umumnya terbuat dari kalsium karbonat, suatu bentuk olahan dari batu kapur alami. Metode tradisional untuk membuat kapur putih adalah dengan membentuk pasta seperti tanah liat dengan kalsium karbonat dan membiarkannya mengering dalam cetakan berbentuk kapur. Kapur ini bekerja dengan baik dengan papan tulis batu tulis, tetapi juga menghasilkan sejumlah besar debu yang melayang ke udara sekitarnya. Guru yang menggunakan kapur tradisional selama beberapa tahun mengalami beberapa masalah pernapasan, meskipun umumnya tidak dianggap parah.

Sekarang ada produk yang disebut kapur tanpa debu, yang dirancang untuk mengatasi masalah debu kapur. Alih-alih membentuk krayon melalui cetakan individu, campuran kapur baru diekstrusi menjadi tali, kemudian dipotong sesuai ukuran dan dibiarkan kering. Kapur tanpa debu ini memang menghasilkan bentuk debu, tetapi partikelnya jauh lebih berat dan cenderung jatuh langsung ke lantai daripada melayang di udara. Paparan partikel di udara telah berkurang, tetapi akumulasi debu di tempat lain masih bermasalah.

Di luar aspek kesehatan manusia dari paparan debu kapur, ada juga potensi bahaya elektronik. Perangkat seperti komputer dan pemutar DVD (digital serbaguna) yang disimpan di dalam ruang kelas dapat mengalami kerusakan akibat akumulasi debu. Saat partikel kapur beredar di seluruh ruangan, kipas pendingin dapat menariknya ke bagian dalam komputer. Karena menumpuk di motherboard dan bagian peka panas lainnya, risiko panas berlebih meningkat. Debu ini juga dapat menyebabkan kerusakan parah pada elektronik sensitif, seperti pembaca laser pemutar DVD atau kepala pemutaran perekam kaset video (VCR).
Debu kapur dianggap sebagai iritasi dan bahaya pekerjaan oleh sejumlah organisasi keselamatan kerja di seluruh dunia. Orang-orang yang harus bekerja di sekitarnya untuk waktu yang lama mungkin ingin menggunakan masker yang disaring di atas mulut dan hidung dan mengambil sejumlah istirahat di lingkungan udara segar. Mereka juga harus menggunakan metode komunikasi tanpa debu lainnya, seperti papan penghapus kering atau proyektor overhead, bila memungkinkan.