Banyak orang suka merayakan hari libur besar dengan karangan bunga potong yang mewah. Akibatnya, industri bunga berkembang pesat, mengirimkan ratusan ton bunga ke seluruh dunia untuk dijual di supermarket dan toko bunga. Konsumen menghabiskan jutaan setiap tahun untuk membeli bunga dan membawanya ke rumah mereka: dan sebagian besar konsumen tidak memikirkan aspek lingkungan dan sosial dari industri ini. Beberapa penelitian yang dilakukan pada akhir 1990-an menunjukkan bahwa bunga potong memiliki dampak lingkungan yang serius.
Sebagian besar bunga potong ditanam di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara di lingkungan rumah kaca besar yang dikelola oleh pekerja yang dibayar rendah dan tidak berserikat. Rumah kaca dikontrol dengan hati-hati untuk menghasilkan bunga terbaik, dan juga disemprot dengan pestisida, fungisida, dan herbisida. Karena bunga ditanam di negara dengan undang-undang lingkungan yang lebih longgar, banyak zat terlarang termasuk DDT dan metil-bromida digunakan dalam produksi bunga. Zat-zat ini memiliki dampak besar pada kesehatan pekerja: banyak yang menderita masalah kesehatan seperti kondisi kulit, masalah pernapasan, gangguan penglihatan, dan cacat lahir karena paparan bahan kimia ini.
Selain merugikan pekerja, bahan kimia ini juga sangat berbahaya bagi lingkungan. Metil-bromida telah dikaitkan dengan perusakan lapisan ozon, misalnya, sementara penggunaan DDT di seluruh dunia menyebabkan masalah serius bagi banyak populasi hewan dan burung. Sebagian besar rumah kaca yang memproduksi bunga potong membuang bahan kimia ke tanaman mereka dalam jumlah besar. Bahan kimia ini kemudian masuk ke tubuh pekerja, bunga, dan air tanah. Polusi air di sekitar rumah kaca komersial merugikan populasi hewan dan ikan dan juga berdampak pada kehidupan manusia, dengan mengurangi jumlah air yang dapat diminum.
Setelah bunga tumbuh, mereka masih harus dikirim ke tujuan akhir, yang berkontribusi besar terhadap polusi global. Beberapa bunga potong dapat dikirim ribuan mil, menambahkan karbon dioksida ke atmosfer di setiap langkah. Di toko bunga, bunga-bunga ditata dan disiapkan untuk dijual, dan beberapa toko bunga mengeluhkan masalah kesehatan kulit dan lainnya akibat kontak yang lama dengan bunga potong. Akhirnya, konsumen membawa pulang bunga, mungkin melemparkannya sembarangan ke dalam keranjang belanja yang sarat dengan produk organik yang adil dan bahan makanan lainnya.
Dampak lingkungan yang serius yang disebabkan oleh industri bunga potong mulai menimbulkan keheranan pada awal abad kedua puluh satu, ketika organisasi advokasi konsumen mulai mendidik masyarakat tentang masalah bunga potong. Biasanya, cerita tentang bunga memuncak sekitar Hari Valentine, dalam upaya meyakinkan konsumen untuk membeli bunga organik lokal yang tidak membawa dampak lingkungan yang berat. Bunga musiman lokal bisa sama tampannya, dan bahkan lebih tidak biasa, terutama bila dikombinasikan dengan hadiah bijaksana lainnya.