Apakah Berbagai Jenis Wacana Feminis?

Wacana feminis dapat berakar pada tema liberal, radikal, atau sosialis. Mungkin juga normatif atau deskriptif dalam hal nada, bahasa, dan tindakan tersiratnya. Jenis wacana umum yang mengandung ideologi feminis antara lain esai, puisi, novel, dan editorial. Percakapan antar individu, serta pesan iklan dan promosi, dapat menampilkan unsur feminisme. Buku teks yang membahas dan memperluas teori, perkembangan sejarah, gerakan politik, dan praktik bisnis mungkin juga menggunakan bahasa feminis.

Wacana feminis liberal mengasumsikan bahwa agar perempuan mencapai status yang setara dalam masyarakat, mereka harus berpikir dan berperilaku dengan cara yang secara tradisional dikaitkan dengan laki-laki. Sebagian besar bahasa yang menampilkan tema ini mendorong wanita untuk menghidupi diri sendiri secara finansial, mengejar karir di atas kehidupan keluarga, dan menjadi kurang tunduk. Arah utama di balik ideologi feminis liberal adalah kesetaraan dan kebebasan dalam hal kekuatan sosial dan ekonomi, termasuk penggambaran karakter perempuan yang lebih setara dan akurat di media.

Jenis kedua dari wacana feminis adalah radikal, yang mengungkapkan gagasan bahwa perempuan berbeda. Tujuan di balik ideologi feminis radikal adalah untuk mengagungkan dan merayakan perbedaan yang dibawa perempuan ke masyarakat. Sebagai sebuah filosofi, feminisme radikal dapat dipandang sebagai ekstrem karena cenderung mendukung gagasan bahwa perempuan harus dipisahkan dari laki-laki. Tema potensial yang hadir dalam wacana radikal termasuk menetapkan seperangkat aturan, bahasa, dan masyarakat yang didorong oleh perempuan yang menghancurkan struktur dan kekuasaan patriarki.

Alih-alih berfokus terutama pada gender sebagai alasan ketidaksetaraan perempuan, wacana feminis sosialis juga mempertimbangkan kelas keuangan dan sosial. Misalnya, wanita Kaukasia yang lahir dalam keluarga dengan pengaruh ekonomi dan sosial biasanya memiliki kontrol dan hak istimewa yang lebih besar daripada wanita kelas menengah atau wanita dari ras lain. Wacana jenis ini berusaha menghilangkan seksisme dengan mendistribusikan tanggung jawab keluarga secara merata antara laki-laki dan perempuan. Ini juga mencoba untuk meratakan perbedaan sosial ekonomi dan mengubah cara perempuan digambarkan di media.

Bahasa wacana feminis bisa bersifat normatif atau deskriptif. Bahasa normatif cenderung membuat klaim dan mendefinisikan solusi potensial untuk seksisme, seperti bahwa perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang sama untuk promosi ke posisi tingkat eksekutif. Bahasa deskriptif, di sisi lain, cenderung menggambarkan mengapa dan bagaimana perempuan dirugikan dalam masyarakat. Contoh diskursus feminis deskriptif dapat berupa pernyataan seperti, “Jumlah eksekutif perusahaan yang tidak proporsional adalah laki-laki karena pelamar perempuan cenderung diberhentikan dan diabaikan karena jenis kelamin mereka.”