Apakah Berbagai Jenis Risiko Strategis?

Berbagai jenis risiko strategis dalam bisnis mungkin melibatkan pesaing pemula, kegagalan produk baru, atau teknologi baru yang tiba-tiba menggantikan teknologi yang ada di pasar. Pada berbagai waktu, perubahan perilaku pembelian konsumen yang tiba-tiba dapat menimbulkan risiko strategis yang serius bagi produsen dan pengecer. Pertumbuhan basis penjualan perusahaan juga dapat mengalami stagnasi karena berbagai alasan, dan ini dapat menimbulkan tantangan bagi kelangsungan profitabilitas perusahaan.

Salah satu skenario yang lebih umum yang dapat mengekspos perusahaan pada risiko strategis adalah pesaing pemula yang mengalami peningkatan penjualan yang tidak menentu. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin telah mengalami dominasi pasar selama beberapa dekade dalam menjual jenis perangkat lunak. Pesaing kemudian datang dengan produk perangkat lunak inovatif yang lebih disukai konsumen daripada produk perusahaan pertama. Erosi pasar yang diakibatkan oleh perusahaan pertama dapat memaksa perusahaan tersebut untuk berinvestasi besar-besaran dalam inovasi, dalam upaya untuk tetap kompetitif dengan perusahaan yang lebih baru.

Kekuatan merek dapat menjadi faktor bagaimana perusahaan mengelola risiko strategis. Sebuah perusahaan yang memiliki merek yang kuat di antara konsumen seringkali memiliki posisi yang lebih baik untuk menahan intrusi dari persaingan karena dapat terus membawa produk baru ke pasar yang secara strategis memanfaatkan reputasi merek. Jika sebuah perusahaan mengalami kegagalan skandal dalam peluncuran produk yang merusak reputasi merek, misalnya, jenis risiko strategis itu dapat memengaruhi reputasinya selama bertahun-tahun.

Kadang-kadang, pesaing dapat tumbuh cukup besar untuk mengubah dinamika pasar yang khas. Begitu sebuah perusahaan mencapai skala operasi yang sangat besar, sering kali mencapai keunggulan kompetitif yang disebut “skala ekonomi.” Misalnya, sebuah perusahaan dengan fasilitas multinasional mungkin memiliki keunggulan strategis atas pesaing yang lebih kecil melalui kemampuannya untuk mengalihdayakan tenaga kerja ke tempat-tempat di mana upah jauh lebih rendah.

Risiko strategis juga dapat terjadi ketika rencana ekspansi pasar perusahaan gagal, yang mungkin membuatnya terlalu berlebihan dan melemah secara kompetitif. Beberapa perusahaan menanggapi situasi ini dengan memotong kerugian dan kembali ke kompetensi inti perusahaan. Berbagai langkah strategis dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi ini, seperti mempekerjakan CEO baru dengan catatan sukses membalikkan perusahaan yang lesu.

Perusahaan manufaktur produk sering kali menyadari risiko strategis melihat teknologi usang perusahaan dengan cepat diganti dengan solusi inovatif baru yang dijual oleh pesaing. Inilah sebabnya mengapa produsen yang sukses biasanya berinvestasi secara strategis dalam penelitian dan pengembangan produk yang berkelanjutan. Dalam arena persaingan konsumen dan teknologi bisnis yang sangat ketat, produsen produk mungkin menjadi korban spionase perusahaan. Ini bisa menjadi risiko strategis yang signifikan, kecuali jika perusahaan memiliki perlindungan untuk mencegah hilangnya rahasia perusahaan.