Apakah Aman Mengkonsumsi Nitrofurantoin Saat Hamil?

Keamanan mengonsumsi nitrofurantoin pada kehamilan umumnya tergantung pada tahap kehamilan. Secara historis, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa obat tersebut akan membahayakan janin selama sebagian besar fase kehamilan. Namun, diyakini oleh banyak profesional medis berisiko mengonsumsi obat pada bulan terakhir kehamilan. Studi terus dilakukan untuk menemukan bukti konklusif tentang keamanan nitrofurantoin pada kehamilan. Wanita yang hamil saat mengonsumsi obat biasanya disarankan untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Wanita mungkin menggunakan nitrofurantoin selama kehamilan untuk mengobati infeksi saluran kemih. Banyak dokter akan menyarankan untuk berhenti menggunakan obat sekitar 38-42 minggu kehamilan, yaitu kira-kira saat bayi sudah cukup bulan. Itu juga tidak boleh diambil jika wanita itu akan melahirkan.

Keamanan penggunaan nitrofurantoin selama kehamilan belum jelas, sehingga dokter sering meresepkan obat dengan hati-hati. Biasanya harus ada kebutuhan yang ditunjukkan untuk obat tersebut. Beberapa wanita mungkin berisiko terlalu tinggi untuk mengonsumsi obat tersebut. Untuk alasan ini, penting bagi seorang wanita untuk mengungkapkan riwayat medis lengkapnya kepada dokter yang meresepkan sebelum minum obat. Beberapa dokter ingin mengamati pasien dan janin lebih dekat saat obat diberikan.

Obat ini diekskresikan ke dalam ASI, jadi ibu baru biasanya disarankan untuk tidak mengonsumsi nitrofurantoin jika sedang menyusui. Ketika anak berusia minimal 1 bulan, mungkin aman bagi ibu untuk melanjutkan minum obat dan tetap menyusui. Seorang dokter harus dikonsultasikan tentang apakah risiko pada anak telah mereda saat ini.

Nitrofurantoin adalah obat antibiotik yang tersedia dalam bentuk cair dan kapsul. Biasanya diresepkan untuk diminum beberapa kali sehari. Obat ini biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi saluran kemih.

Pasien yang memiliki kondisi sebelumnya seperti penyakit paru-paru atau ginjal, kerusakan saraf atau anemia mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau pengamatan ekstra saat menggunakan nitrofurantoin. Beberapa efek samping yang paling umum termasuk nafsu makan rendah, mual dan muntah. Ada juga laporan pasien yang memiliki urin berwarna gelap dan berubah warna. Efek samping ini biasanya tidak serius dan perlu didiskusikan dengan dokter hanya jika memburuk atau tidak hilang.

Ada juga beberapa potensi efek samping serius dari penggunaan nitrofurantoin, termasuk demam, kedinginan, dan masalah pernapasan. Pasien juga telah melaporkan nyeri dada, kelelahan yang tidak biasa atau kelemahan otot dan lidah atau bibir bengkak. Gejala-gejala ini harus mendapat perhatian medis segera.