Apakah Ada Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Detak Jantung Bayi?

Memprediksi jenis kelamin bayi adalah daya tarik yang telah lama mencengkeram orang. Dari banyak kepercayaan yang melingkupi masalah ini, salah satu yang paling populer adalah menggunakan detak jantung bayi untuk menentukan jenis kelamin anak yang belum lahir. Teori dasarnya adalah bahwa bayi laki-laki akan memiliki denyut jantung kurang dari 140 denyut per menit, dan bayi perempuan akan memiliki denyut jantung lebih dari 140 denyut per menit. Meskipun teori ini dipercaya secara luas, tidak ada bukti ilmiah bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dan detak jantung bayi.

Detak jantung bayi sebenarnya bervariasi sepanjang kehamilan. Selama minggu-minggu pertama kehamilan, detak jantung bayi sangat mirip dengan detak jantung ibu, atau rata-rata sekitar 85 detak per menit. Tingkat ini perlahan-lahan meningkat rata-rata sekitar tiga detak jantung sehari. Setelah sekitar lima minggu, detak jantung bayi laki-laki dan perempuan telah meningkat menjadi sekitar 175 denyut per menit, dan rata-rata ini kemudian perlahan-lahan menurun sepanjang sisa kehamilan. Penelitian telah menunjukkan bahwa perbedaan antara rata-rata denyut jantung janin laki-laki dan rata-rata denyut jantung janin perempuan sangat kecil – kurang dari setengah denyut per menit – yang telah membuat para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara denyut jantung janin dan jenis kelamin.

Denyut jantung janin diklasifikasikan sebagai normal ketika turun antara 110 denyut per menit dan 180 denyut per menit. Detak jantung bayi juga mungkin berubah sepanjang hari. Bayi yang aktif atau bergerak umumnya akan memiliki detak jantung yang lebih tinggi daripada bayi yang diam atau tidur. Dengan demikian, detak jantung bayi yang lebih tinggi sebenarnya lebih menunjukkan tingkat aktivitas bayi daripada jenis kelaminnya.