Konseling PTSD mengacu pada beberapa jenis terapi perilaku kognitif dalam mengobati gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Terapi kognitif, terapi pemaparan dan pelatihan inokulasi stres adalah salah satu bentuk pengobatan yang paling banyak digunakan untuk PTSD. Sebagian besar jenis konseling PTSD melibatkan satu atau kombinasi dari terapi ini. Terapi PTSD dapat dilakukan satu-satu atau dalam pengaturan kelompok.
Sebagian besar jenis konseling PTSD melibatkan terapi kognitif. Dalam bentuk terapi ini, konselor profesional membantu penderita PTSD untuk mengidentifikasi trauma masa lalu dan pemikiran saat ini yang mengarah ke perilaku irasional atau keputusan hidup yang tidak produktif. Seseorang yang menyaksikan sahabatnya meninggal dalam kecelakaan mobil, misalnya, mungkin menolak untuk mengemudikan mobilnya karena takut menabraknya. Dalam konseling PTSD, dia akan dibimbing melalui pemrograman ulang pikirannya sehingga dia tidak lagi menderita ketakutan irasional terkait dengan mengemudi sehari-hari.
Ketika teknik terapi pemaparan digunakan dalam konseling PTSD, tujuannya adalah untuk membuat pasien tidak peka terhadap ingatan traumatisnya. Seorang korban kejahatan kekerasan, misalnya, mungkin merasa takut memikirkan peristiwa kekerasan itu. Dalam terapi pemaparan, konselor akan membimbing pasien melalui ingatan akan peristiwa tersebut, memungkinkan dia untuk menghadapi ketakutannya dan untuk mendapatkan kendali atas pikirannya yang memicu kecemasan.
Tujuan pelatihan inokulasi stres dalam konseling PTSD adalah untuk mengurangi kecemasan dan mengajarkan keterampilan koping. Pasien diajarkan untuk mengendalikan kecemasan mereka. Konselor mengajarkan pasien bagaimana mengidentifikasi kecemasan dan menerapkan metode untuk mengurangi stres. Seorang veteran perang yang menghidupkan kembali peristiwa yang tidak menyenangkan dari pertempuran, misalnya, mungkin diajari untuk bernapas dalam-dalam dan menerapkan teknik relaksasi segera setelah ingatannya tentang peristiwa itu muncul.
Dalam beberapa kasus, konseling PTSD dilakukan dalam pengaturan kelompok. Kelompok umumnya dipimpin oleh seorang konselor berlisensi yang menciptakan lingkungan yang aman di mana individu secara terbuka berbagi perasaan dan pengalaman mereka. Jenis konseling ini sangat membantu karena membuat pasien PTSD tahu bahwa dia tidak sendirian. Dengan berbicara tentang peristiwa traumatis dan mendengar bahwa orang lain telah mengalami cobaan yang sama, seorang individu dapat memahami bahwa reaksinya normal mengingat keadaan. Konseling kelompok PTSD juga merupakan cara yang baik untuk membentuk sistem dukungan sosial.
PTSD dapat berdampak pada anggota keluarga dan, oleh karena itu, konselor terkadang meminta izin pasien untuk mengundang kerabat ke sesi. Anggota keluarga dapat menawarkan wawasan tentang durasi dan tingkat gejala PTSD. Kehadiran mereka dalam sesi terapi sering membantu meningkatkan komunikasi dan membangun mekanisme koping dalam keluarga.