Apa yang Terlibat dalam Analisis Rasio Bank?

Analisis rasio bank melibatkan penerapan rumus matematika untuk informasi spesifik dari institusi. Laporan keuangan bank biasanya merupakan sumber utama untuk data yang diperlukan. Rasio likuiditas dan perputaran aset paling berlaku di sini, bersama dengan beberapa rasio leverage yang ditambahkan ke dalam campuran. Rasio memungkinkan pemangku kepentingan untuk menilai kelayakan keuangan bank. Investor juga dapat menggunakan data yang diperoleh dari analisis rasio bank untuk menentukan apakah mereka menginginkan saham bank sebagai sarana investasi.

Rasio likuiditas seringkali merupakan rasio yang paling umum diterapkan pada data keuangan bank. Rasio-rasio ini memberikan tolak ukur untuk menilai seberapa baik suatu bank menjaga keuangan internalnya. Rasio lancar membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan risiko yang lebih rendah di bank karena lembaga memiliki lebih banyak aset untuk melunasi kewajiban. Kewajiban termasuk simpanan nasabah dan klaim lainnya terhadap aset bank.

Rasio likuiditas alternatif adalah rasio kas, yang juga cukup berlaku dalam analisis rasio bank. Rumus ini membagi kas bank ditambah surat berharga dengan kewajiban lancarnya. Rasio ini menunjukkan seberapa besar aset likuid yang dimiliki perusahaan untuk melunasi utangnya kepada pihak lain.

Rasio perputaran aset, walaupun sedikit kurang umum dalam hal analisis rasio bank, mungkin menjadi alat utama di sini. Bank menggunakan alat ini dengan membagi total pendapatan dengan total aset. Hasilnya adalah angka efisiensi yang menilai seberapa baik bank menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan uang bagi bank dan pemangku kepentingan yang diinvestasikan. Seperti yang biasa terjadi pada sebagian besar rasio perputaran aset, hasil yang lebih tinggi biasanya lebih baik karena membuktikan efisiensi keseluruhan yang lebih baik dari bank.

Rasio leverage keuangan juga merupakan alat akuntansi yang informatif untuk mengukur efisiensi operasi bank. Dua formula yang paling umum termasuk rasio utang dan rasio utang terhadap ekuitas. Total utang dibagi dengan total aset terdiri dari rasio utang. Ini menunjukkan berapa banyak utang yang digunakan bank untuk membayar aset. Angka yang lebih tinggi di sini bisa menjadi tanda bahwa bank telah melakukan overleverage asetnya dengan utang luar negeri.

Debt-to-equity menggantikan total aset sebagai penyebut dengan total ekuitas dalam analisis rasio bank. Hasilnya menunjukkan seberapa baik bank menggunakan investasi eksternal untuk membeli dan menggunakan aset. Bank publik adalah pengguna paling umum dari rasio ini. Overleveraging tidak menjadi masalah di sini; Namun, tidak menggunakan dana pemegang saham dengan tepat.