Singapura adalah negara kepulauan kecil di Asia Tenggara. Ini mencakup 270 mil persegi (700 km persegi), sehingga kira-kira seperlima ukuran Rhode Island. Itu hanya di selatan Malaysia, dan utara Kepulauan Riau Indonesia.
Pulau ini telah dihuni selama ribuan tahun, dan pertama kali muncul secara definitif dalam catatan tertulis kira-kira pada abad ke-2, ketika digambarkan sebagai perhentian perdagangan penting. Orang Yunani mengenal kota pelabuhan di lokasi Singapura sejak abad ke-1. Itu dikendalikan oleh beberapa kerajaan dan kerajaan, termasuk Jawa dan Siam, yang merupakan Thailand modern.
Pada abad ke-14 Singapura telah menjadi pelabuhan yang sangat berpengaruh, memfasilitasi perdagangan antara budaya timur seperti budaya Cina dan Melayu dan barat. Pada akhir abad ke-14 itu telah berada di bawah kendali seorang pangeran Sriwijaya, sebuah kerajaan Melayu di Sumatera, setelah ia terpaksa melarikan diri dari kerajaannya. Pangeran ini akhirnya mendirikan Kesultanan Malaka, dan menyerap pulau itu ke dalam kerajaan itu. Kemudian, Kesultanan Johor akan mengambil alih pulau itu, dan pulau itu akan terus berkembang sebagai pusat perdagangan.
Pada awal abad ke-17, Portugis membakar seluruh pemukiman Singapura, dan selama dua ratus tahun berikutnya pulau itu hampir tidak dikenal. Namun, pada awal abad ke-19, Inggris membangun pos perdagangan di pulau itu, yang meletakkan dasar bagi negara modern. Pulau itu dipandang sebagai basis ideal untuk menantang supremasi perdagangan Belanda di Asia Tenggara, dan Inggris menginvestasikan banyak uang untuk memastikannya berkembang.
Pulau ini segera tumbuh melampaui kepentingan historisnya sebagai pos perdagangan, yang berfungsi sebagai salah satu landasan perdagangan dengan Asia. Ketika Terusan Suez dibuka pada pertengahan abad ke-19, bisnis perdagangannya yang sudah menggiurkan semakin meningkat. Pulau ini akhirnya dijadikan Koloni Mahkota pada tahun 1867, untuk membantu memfasilitasi pemerintahan yang lebih ramping dan tatanan yang lebih ketat.
Pada tahun 1939 Inggris membangun pangkalan angkatan laut yang sangat besar di Singapura, terutama sebagai pertahanan melawan Kekaisaran Jepang, jika itu meluas ke wilayah Inggris. Pada tahun 1941, Jepang memang menyerang, tetapi melakukannya dari daratan ke utara, dan pada tahun 1942 Inggris telah menyerahkan pulau itu.
Setelah perang, Inggris mengambil alih pulau itu sekali lagi, dan mulai membangun kembali infrastruktur dan ekonomi yang hancur. Pada akhir tahun 1940-an ekonomi telah pulih, dan sentimen nasionalis yang berkembang juga mulai muncul di antara penduduk. Pada pertengahan 1950-an, Inggris menyerahkan sedikit kendali politik, tetapi tetap memegang kendali yang cukup ketat dalam menangani urusan dalam negeri, sebagai akibat dari ketakutan Komunis mengambil alih pemerintahan. Pada akhir 1950-an, pemerintah telah mencapai pemerintahan mandiri penuh, dan terlepas dari kecenderungan pro-komunis, mempromosikan kampanye yang menarik investasi asing dan pembangunan ekonomi yang intensif.
Pada tahun 1963 Singapura bergabung dengan sejumlah negara lain di kawasan itu untuk membentuk Federasi Malaysia. Meskipun para pemimpin di Singapura dan Inggris memiliki harapan besar untuk penggabungan tersebut, hal itu dengan cepat berubah menjadi kerusuhan rasial dan kekerasan yang intens. Pada tahun 1965 itu dikeluarkan dari Federasi, dan menjadi republik merdeka.
Meskipun banyak kekuatan yang skeptis bahwa ia akan berhasil sebagai negara kecil dalam lingkungan politik dan ekonomi yang sedemikian keras, negara kecil dengan cepat mulai bekerja memperkuat ekonominya dan menciptakan aliansi untuk perlindungan. Dengan fokus pada perdagangan dan teknologi, negara ini menjadi sangat makmur, melewati krisis keuangan Asia 1997 dengan mengagumkan. Negara ini sekarang memiliki PDB per kapita tertinggi ke-22, dan menduduki peringkat ke-11 di dunia untuk kualitas hidup.
Ada berbagai macam kegiatan yang tersedia di Singapura, dan negara ini memiliki ekonomi turis yang ramai dan infrastruktur yang kuat. Berbagai macam kebun dan taman dapat ditemukan di seluruh wilayah, dari Cagar Alam Bukit Timah hingga Taman Anggrek Mandai hingga Cagar Alam Lahan Basah Sungei Buloh. Ada juga sejumlah museum yang melestarikan sejarah alam dan budaya daerah tersebut. Berbagai pulau di daerah ini menawarkan kesempatan untuk keluar dari kota itu sendiri, dan menjelajahi beberapa daerah yang masih asli di Pulau Kusu, Sentosa, Pulau Saint John, atau Pulau Ubin.
Singapura adalah hub udara internasional utama, dan penerbangan tiba setiap hari dari sebagian besar kota besar di seluruh dunia. Itu juga dapat dicapai melalui darat dengan kereta api, bus, atau mobil dari Malaysia dan Thailand.